My Real Blog, Life, Education, Story, Song, Laugh and My Real Love♡

Saturday 10 November 2018

Makalah Imperialisme dan Kolonialisme: Pengertian


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang 
           Abad ke-15 merupakan era pencerahan atau renaisans di Benua Eropa. Renaisans merupakan awal dari bangkitnya ilmu pengetahuan di Eropa yang sebelumya sangat sulit berkembang karena doktrin-doktrin gereja yang sangat mengekang. Salah satu pencapaian yang sangat besar pada masa itu adalah munculnya teori heliosentris yang mengatakan bahwa matahari adalah pusat tata surya dan bumi berbentuk bulat. Paham heliosentris inilah yang menjadi salah satu faktor yang mendorong bangsa Eropa untuk melakukan penjelajahan ke seluruh dunia.[1]
Selain karena kepercayaan bahwa bumi itu bulat, bangsa Eropa terdorong untuk melakukan penjelajahan dengan tujuan untuk mendatangi negeri-negeri timur yang kaya raya. Namun pada akhirnya, tujuan tersebut berubah menjadi praktik penjajahan dan Indonesia pun tak luput dari penjajahan yang dilakukan bangsa barat tersebut. Praktik penjajahan yang dilakukan oleh bangsa barat dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kolonialisme dan imperialisme.

B. Rumusan Masalah
            Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, maka permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian Imperialisme dan Kolonialisme ?
2.      Apa ruang lingkup dan pembagian Imperialisme ?
3.      Bagaimana sebab dan akibat dari Imperialisme ?
4.      Apa perbedaan dan persamaan Imperialisme dan Kolonialisme ?
5.      Bagaimana faktor – faktor pendorong terjadinya penjelajahan Dunia ?
6.      Bagaimana perdagangan Asia dan munculnya Imperialisme dan Kolonialisme Barat ?

C. Tujuan Penulisan
Sesuai rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui Sejarah pengertian Imperialisme dan Kolonialisme.
2.      Untuk mengetahui ruang lingkup dan pembagian Imperialisme.
3.      Untuk mengetahui sebab dan akibat dari Imperialisme.
4.      Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan Imperialisme dan Kolonialisme.
5.      Untuk mengetahui faktor – faktor pendorong terjadinya penjelajahan Dunia ?
6.      Untuk mengetahui bagaimana perdagangan Asia dan munculnya Imperialisme dan Kolonialisme Barat.


     D. Manfaat Penulisan
Manfaat atau nilai yang terkandung dari makalah ini yaitu (khususnya bagi mahasiswa) agar mahasiswa lebih mengetahui serta lebih memahami mengenai Pengertian Imperialisme dan Kolonialisme serta macam – macam dan sebab akibat dari Imperialisme dan Kolonialisme, baik itu  penjelasan, penguraian, serta pengidentifikasian  yang  dapat di aplikasikan dalam proses pembelajaran sehari- hari.

E. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1.      Metode pustaka
Penulis mencari sumber dari buku-buku yang berhubungan atau berkaitan dengan topik yang dibahas.
2.      Metode browsing
Penulis memperoleh data-data yang berhubungan dengan pokok bahasan dengan mencari (searching) di internet.

BAB II
PEMBAHASAN


A.       Pengertian Imperialisme dan Kolonialisme
1.1  Imperialisme
Istilah imperialisme yang diperkenalkan di Perancis pada tahun 1830-an , imperium Napoleon Bonaparte. Pada tahun 1830-an, istilah ini diperkenalkan oleh penulis Inggris untuk menerangkan dasar-dasar perluasan kekuasaan yang dilakukan oleh Kerajaan Inggris. Orang Inggris menganggap merekalah yang paling berkuasa (Greater Britain) karena mereka telah banyak menguasai dan menjajah di wilayah Asia dan Afrika. Mereka menganggap bahwa penjajahan bertujuan untuk membangun masyarakat yang dijajah yang dinilai masih terbelakang dan untuk kebaikan dunia.
Imperialisme adalah sebuah produk dari kapitalisme industrial yang sangat maju. Imperialisme adalah hasrat dari setiap negeri kapitalis industrial untuk mengendalikan atau menjajah semua daerah – daerah agraria luas (penekanan dari Kautsky), tidak peduli Negara yang mana yang mendudukinya.[2]
Imperialisme adalah usaha memperluas kekuasaan suatu negara untuk menguasai negara lain. Imperialisme dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu imperialisme kuno dan imperialisme modern. Imperialisme kuno berlangsung sebelum revolusi industri dan bertujuan untuk memiliki kekayaan (gold), mencapai kejayaan (glory), dan menyebarkan agama (gospel). Spanyol dan portugis adalah negara yang menjalankan imperialisme kuno. Sementara Inggris merupakan negara yang menganut imperialisme modern.[3]
Imperialisme ialah sebuah (kebijakan) di mana sebuah negara besar dapat memegang kendali atau pemerintahan atas daerah lain agar negara itu bisa dipelihara atau berkembang. Sebuah contoh imperialisme terjadi saat negara-negara itu menaklukkan atau menempati tanah-tanah itu.[4]
Imperialism adalah usaha memperluas wilayah kekuasaan atau jajahan untuk mendirikan imperium atau kekaisaran. Menurut sifatnya, imperialism Dapat di bedakan menjadi dua, yaitu imperialisme Kuno dan imperialisme Modern.[5]
Imperialisme adalah usaha memperluas wilayah kekuasaan atau jajahan untuk mendirikan imperium atau kekaisaran.
Imperialisme mengandung pengertian yaitu perluasan daerah kekuasaan atau jajahan untuk mendirikan kekaisaran atau imperium. Atau dengan kata lain imperialisme adalah suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lain, yang bertujuan untuk kepentingan negara penjajah. Dari pengertian imperium itulah muncul pengertian imperialisme dan yang melaksanakan adalah imperator.
Menurut saya pengertian dari Imperialisme adalah suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lainnya.
Perkataan Imperialisme pertama kali dari Negara Inggris pada akhir abad XIX. Disraeli, yaitu perdana menteri Inggris, ketika itu menjelmakan politik yang ditujukan pada perluasan kerajaan Inggris hingga suatu "impire" yang meliputi seluruh dunia. Politik Disraeli ini mendapat opisisi yang kuat. Golongan oposisi takut kalau-kalau politik Disraeli itu akan menimbulkan krisis-krisis internasional. Karena itu mereka menghendaki pemusatan perhatian pemerintah pada pembangunan dalam negeri dari pada berkecipuhan dalam sola-soal luar negeri. Golongan oposisi ini disebut golongan dan golongan Disraeli (Joseph ChamberlainCecil Rhodes) disebut golongan "Empire" atau golongan "Imperialisme". Timbulnya perkataan imperialis atau imperialisme, mula-mula hanya untuk membeda-bedakan golangan Disraeli dari golongan oposisinya, kemudian mendapat isi lain hingga mengandung arti seperti yang kita kenal sekarang.
Perkataan imperialisme berasal dari kata Latin "imperare" yang artinya "memerintah". Hak untuk memerintah (imperare) disebut "imperium". Orang yang diberi hak itu (diberi imperium) disebut "imperator". Yang lazimnya diberi imperium itu ialah raja, dan karena itu lambat-laun raja disebut imperator dan kerajaannya (ialah daerah dimana imperiumnyaberlaku) disebut imperium. Pada zaman dahulu kebesaran seorang raja diukur menurut luas daerahnya, maka raja suatu negara ingin selalu memperluas kerajaannya dengan merebut negara-negara lain. Tindakan raja inilah yang disebut imperialisme oleh orang-orang sekarang, dan kemudian ditambah dengan pengertian-pengertian lain hingga perkataan imperialisme mendapat arti-kata yang kita kenal sekarang ini. hingga kata imperealisme ini bisa digunakan untuk dan menetap dimana saja.
Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya. "Menguasai" disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomikulturagama dan ideologi, asal saja dengan paksaan. Imperium disini tidak perlu berarti suatu gabungan dari jajahan-jajahan, tetapi dapat berupa daerah-daerah pengaruh, asal saja untuk kepentingan diri sendiri. Apakah beda antara imperialisme dan kolonialisme ? Imperialisme ialah politik yang dijalankan mengenai seluruh imperiumKolonialisme ialah politik yang dijalankan mengenai suatu koloni, sesuatu bagian dari imperium jika imperium itu merupakan gabungan jajahan-jajahan.[6]
1.2  Kolonialisme
Koloni merupakan negeri, tanah jajahan yang dikuasai oleh sebuah kekuasaan asing. Koloni adalah satu kawasan diluar wilayah negara asal atau induk. Tujuan utama kolonialisme adalah kepentingan ekonomi.Kebanyakan koloni yang yang dijajah adalah wilayah yang kaya akan bahan mentah, keperluan untuk mendapatkan bahan mentah adalah dampak dari terjadinya Revolusi Industri di Inggris.
Istilah kolonialisme bermaksud memaksakan satu bentuk pemerintahan atas sebuah wilayah atau negeri lain (tanah jajahan) atau satu usaha untuk mendapatkan sebuah wilayah baik melalui paksaan atau dengan cara damai. Usaha untuk mendapatkan wilayah biasanya melalui penaklukan. Penaklukan atas sebuah wilayah bisa dilakukan secara damai atau paksaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada mulanya mereka membeli barang dagangan dari penguasa lokal, untuk memastikan pasokan barang dapat berjalan lancar mereka kemudian mulai
campur tangan dalam urusan pemerintahan penguasa setempat dan biasanya mereka akan berusaha menjadikan wilayah tersebut sebagai tanah jajahan mereka. Negara yang menjajah menggariskan panduan tertentu atas wilayah jajahannya, meliputi aspek kehidupan sosial, pemerintahan, undang-undang dan sebagainya.
Sejarah perkembangan kolonialisme bermula ketika Vasco da Gama dari Portugis berlayar ke india pada tahun 1498. Di awali dengan pencarian jalan ke Timur untuk mencari sumber rempah-rempah perlombaan mencari tanah jajahan dimulai. Kuasa Barat Portugis dan Spanyol kemudian diikuti Inggris dan Belanda berlomba-lomba mencari daerah penghasil rempah-rempah dan berusaha mengusainya. Penguasaan wilayah yang awalnya untuk kepentingan ekonomi akhirnya beralih menjadi penguasaan atau penjajahan politik yaitu campur tangan untuk menyelesaikan pertikaian, perang saudara, dan sebagainya. Ini karena kuasa
kolonial tersebut ingin menjaga kepentingan perdagangan mereka daripada pergolakan politik lokal yang bisa mengganggu kelancaran perdagangan mereka.
Kolonialisme berkembang pesat setelah perang dunia I. Sejarah kolonialisme Eropa dibagi dalam tiga peringkat. Pertama dari abad 15 hingga Revolusi industry (1763) yang memperlihatkan kemunculan kuasa Eropa seperti Spanyol dan Portugis. Kedua, setelah Revolusi Industri hingga tahun 1870-an. Ketiga, dari tahun 1870-an hingga tahun 1914 ketika meletusnya Perang Dunia I yang merupakan puncak pertikaian kuasa-kuasa imperialis
Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara atas wilayah dan manusia di luar batas negaranya, seringkali untuk mencari dominasi ekonomi dari sumber daya, tenaga kerja, dan pasar wilayah tersebut. Istilah ini juga menunjuk kepada suatu himpunan keyakinan yang digunakan untuk melegitimasikan atau mempromosikan sistem ini, terutama kepercayaan bahwa moral dari pengkoloni lebih hebat ketimbang yang dikolonikan.
Kolonialisme berasal dari kata colonia dalam bahasa latin yang artinya tanah permukiman/ jajahan. Kolonialisme tujuannya untuk menguras sumber-sumber kekayaan daerah koloni demi perkembangan industri dan memenuhi kekayaan negara yang melaksanakan politik kolonial tersebut..
Pendukung dari kolonialisme berpendapat bahwa hukum kolonial menguntungkan negara yang dikolonikan dengan mengembangkan infrastruktur ekonomi dan politik yang dibutuhkan untuk pemodernisasian dan demokrasi. Mereka menunjuk ke bekas koloni sepertiAmerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Hong Kong dan Singapura sebagai contoh sukses pasca-kolonialisme.
Peneori ketergantungan seperti Andre Gunder Frank, berpendapat bahwa kolonialisme sebenarnya menuju ke pemindahan kekayaan dari daerah yang dikolonisasi ke daerah pengkolonisasi, dan menghambat kesuksesan pengembangan ekonomi.
Pengkritik post-kolonialisme seperti Franz Fanon berpendapat bahwa kolonialisme merusak politik, psikologi, dan moral negara terkolonisasi.
Collins English Dictionary mendefinisikan kolonialisme sebagai "kebijakan dan praktek kekuatan dalam memperluas kontrol atas masyarakat lemah atau daerah." The Merriam-Webster Dictionary menawarkan empat definisi, termasuk "karakteristik sesuatu koloni" dan "kontrol oleh satu kekuatan di daerah yang bergantung atau orang-orang ". The Encyclopedia 2.006 Stanford Filsafat "menggunakan istilah 'kolonialisme' untuk menggambarkan proses penyelesaian Eropa dan kontrol politik atas seluruh dunia, termasuk Amerika, Australia, dan sebagian Afrika dan Asia." Ini membahas perbedaan antara kolonialisme dan imperialisme dan menyatakan bahwa "mengingat kesulitan konsisten membedakan antara dua istilah, entri ini akan menggunakan kolonialisme sebagai suatu konsep umum yang mengacu pada proyek dominasi politik Eropa dari keenam belas hingga abad kedua puluh yang berakhir dengan gerakan-gerakan pembebasan nasional dari tahun 1960-an ".
Dalam pengantarnya untuk Jürgen Osterhammel yang Kolonialisme: Sebuah Tinjauan Teoritis, Roger Tignor mengatakan, "Untuk Osterhammel, esensi kolonialisme adalah adanya koloni, yang secara definisi diatur berbeda dari wilayah lain seperti protektorat atau bola informal pengaruh." Dalam buku tersebut, Osterhammel bertanya, "Bagaimana bisa 'kolonialisme' didefinisikan secara independen dari 'koloni?'" Ia menempel pada definisi tiga-kalimat: Kolonialisme adalah hubungan antara mayoritas (atau paksa diimpor) adat dan minoritas penyerbu asing. Keputusan fundamental yang mempengaruhi kehidupan masyarakat terjajah yang dibuat dan dilaksanakan oleh penguasa kolonial demi kepentingan yang sering didefinisikan dalam sebuah metropolis yang jauh. Menolak kompromi budaya dengan penduduk terjajah, penjajah yakin superioritas mereka sendiri dan mandat mereka dihabiskan untuk memerintah.
Sejak abad keenam belas, Eropa mulai menjajah berbagai belahan dunia. Penjajah pertama adalah bangsa Spanyol di bawah pimpinan Christopher Columbus. Dalam waktu singkat, penjajah Spanyol menyerbu Amerika Selatan. Mereka memperbudak penduduk asli, ras masyarakat yang sebelumnya hidup damai. Wilayah Amerika Selatan, yang kaya emas dan perak, dirampok oleh para penjarah ini. Penduduk asli yang berusaha melawan dibantai.[7]
Menyusul Spanyol; Portugis, Belanda dan Inggris turut ambil bagian dalam memperebutkan daerah jajahan. Di abad kesembilan belas, Inggris menjadi imperium kolonial terbesar di dunia. Dari India hingga Amerika Latin, imperium Inggris mengeruk habis sumber-sumber kekayaan alam. Bangsa kulit putih menjarah dunia demi kepentingannya sendiri.
Tentu saja kaum penjajah ini tak ingin dikenang sepanjang sejarah sebagai “penjarah”. Karenanya, mereka berusaha mendapatkan pembenaran bagi tindakannya ini. Mereka berdalih dengan menganggap bangsa terjajah sebagai “kaum primitif atau terbelakang”, bahkan “makhluk mirip binatang”. Pandangan ini pertama kali dikemukakan di masa awal penjajahan, masa ketika Christopher Columbus berlayar menuju Amerika. Dengan menganggap penduduk asli Amerika bukan manusia murni, tapi spesies binatang yang telah berkembang, penjajah Spanyol membenarkan perbudakan yang mereka lakukan.
Saat peristiwa ini terjadi, dalih tersebut tidak mendapat dukungan luas. Sebab, waktu itu masyarakat Eropa secara luas masih percaya bahwa semua manusia diciptakan sama oleh Tuhan dan semuanya berasal dari moyang yang sama, yakni Nabi Adam.
Namun, segalanya berubah di abad kesembilan belas. Tumbuh suburnya paham materialime menyebabkan masyarakat mulai mengabaikan kenyataan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan. Ini juga berarti kelahiran paham rasisme.
Landasan ilmiah rasisme adalah teori evolusi Darwin. Ahli antropologi India, Lalita Vidyarthi menyatakan:
Teori Darwin tentang “kelangsungan hidup bagi yang terkuat“ disambut hangat oleh ilmuwan sosial masa itu, dan mereka percaya bahwa manusia meraih tangga evolusi yang berbeda, yang berpuncak pada peradaban bangsa kulit putih. Hingga paruh kedua abad ke-19, rasisme diterima sebagai fakta oleh mayoritas ilmuwan barat.
Dengan pandangan rasial seperti ini, Darwin memberikan dukungan penuh bagi penjajahan oleh bangsa Eropa. Imperialisme Inggris zaman Victoria mengambil teori Darwin sebagai dasar dan pembenaran ilmiahnya.
Pendukung dari kolonialisme berpendapat bahwa hukum kolonial menguntungkan negara yang dikolonikan dengan mengembangkan infrastruktur ekonomi dan politik yang dibutuhkan untuk pemodernisasian dan demokrasi. Mereka menunjuk ke bekas koloni seperti Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Hong Kong dan Singapura sebagai contoh sukses pasca-kolonialisme.
Peneori ketergantungan seperti Andre Gunder Frank, berpendapat bahwa kolonialisme sebenarnya menuju ke pemindahan kekayaan dari daerah yang dikolonisasi ke daerah pengkolonisasi, dan menghambat kesuksesan pengembangan ekonomi.
Pengkritik post-kolonialisme seperti Franz Fanon berpendapat bahwa kolonialisme merusak politik, psikologi, dan moral negara terkolonisasi. Penulis dan politikus India Arundhati Roy berkata bahwa perdebatan antara pro dan kontra dari kolonialisme/ imperialisme adalah seperti "mendebatkan pro dan kontra pemerkosaan".

B.     Ruang Lingkup Imperialisme
Imperialisme merujuk pada sistem pemerintahan serta hubungan ekonomi dan politik negara-negara kaya dan berkuasa , mengawal dan menguasai Negara-negara lain yang dianggap terbelakang dan miskin dengan tujuan mengeksploitasi sumber-sumber yang ada di negara tersebut untuk menambah kekayaan dan kekuasaan negara penjajahnya.
Imperialisme menonjolkan sifat-sifat keunggulan (hegemony) oleh satu bangsa atas bangsa lain. Tujuan utama imperialisme adalah menambah hasil ekonomi. Negara-negara imperialis ingin memperoleh keuntungan dari negeri yang mereka kuasai karena sumber ekonomi negara mereka tidak mencukupi. Selain faktor ekonomi, terdapat satu kepercayaan bahwa sebuah bangsa lebih mulia atau lebih baik dari bangsa lain yang dikenal sebagai ethnosentrism, contoh bangsa Jerman (Arya) dan Italia. Faktor lain yang menyumbang pada dasar imperialism adalah adanya perasaan ingin mencapai taraf sebagai bangsa yang besar dan memerintah dunia, misalnya dasar imperialisme Jepang.
Dasar imperialisme awalnya bertujuan untuk menyebarkan ide-ide dan kebuadayaan Barat ke seluruh dunia. Oleh karena itulah, imperialisme bukan hanya dilihat sebagai penindasan terhadap tanah jajahan tetapi sebaliknya dapat menjadi faktor pendorong pembaharuan-pembaharuan yang dapat menyumbang kearah pembinaan sebuah bangsa seperti pendidikan, kesehatan, perundang-undangan dansistem pemerintahan.
Sarjana Barat membagi imperialisme dalam dua kategori yaitu imperialism kuno dan imperialisme modern. Imperialisme kuno adalah negara-negara yang berhasil menaklukan atau menguasai negara-negara lain, atau yang mempunyai suatu imperium seperti imperium Romawi, Turki Usmani, dan China, termasuk spanyol, Portugis, Belanda, Inggris dan Perancis yang memperoleh jajahan di Asia, Amerika dan Afrika sebelum 1870, tujuan imperialisme kuno adalah selain faktor ekonomi (menguasai daerah yang kaya dengan sumber daya alam) juga termasuk didalamnya tercakup faktor agama dan kajayaan. Sedangkan Imperialisme modern bermula setelah Revolusi Industri di Inggris tahun 1870-an.
Hal yang menjadi faktor pendorongnya adalah adanya kelebihan modal dan Barang di negara-negara Barat. Selepas tahun 1870-an , Negara-negara Eropa berlomba-lomba mencari daerah jajahan di wilayah Asia, Amerika dan Afrika. Mereka mencari wilayah jajahan sebagai wilayah penyuplai bahan baku dan juga sebagai daerah pemasaran hasil industri mereka. Dasar Imperialisme ini dilaksanakan demi agama, mereka menganggap bahwa menjadi tugas suci agama untuk menyelamatkan manusia dari segala macam penindasan dan ketidakadilan terutama di negara-negara yang dianggap terbelakang seperti para misionaris Kristen yang menganggap misi penyelamat ini sebagai The White Man Burden. Diantara faktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya imperialisme adalah faktor dan ekonomi

C.    Pembagian Imperialisme
  1. Imperialisme Kuno (Ancient Imperialism). Inti dari imperialisme kuno adalah semboyan gold, gospel, and glory (kekayaan, penyebaran agama dan kejayaan). Suatu negara merebut negara lain untuk menyebarkan agama, mendapatkan kekayaan dan menambah kejayaannya. Imperialisme ini berlangsung sebelum revolusi industri dan dipelopori oleh Spanyol dan Portugal.
  2. Imperialisme Modern (Modern Imperialism). Inti dari imperialisme modern ialah kemajuan ekonomi. Imperialisme modern timbul sesudah revolusi industri. Industri besar-besaran (akibat revolusi industri) membutuhkan bahan mentah yang banyak dan pasar yang luas. Mereka mencari jajahan untuk dijadikan sumber bahan mentah dan pasar bagi hasil-hasil industri, kemudian juga sebgai tempat penanaman modal bagi kapital surplus.
Pembagian imperialisme dalam imperialisme kuno dan imperialisme modern ini didasakan pada soal untuk apa si imperialis merebut orang lain.
Jika mendasarkan pendangan pada sektor apa yang ingin direbut si imperialis, maka akan mendapatkan pembagian macam imperialisme yang lain, yaitu:
  1. Imperialisme politik. Si imperialis hendak mengusai segala-galnya dari suatu negara lain. Negara yang direbutnya itu merupakan jajahan dalam arti yang sesungguhnya. Bentuk imperialisme politik ini tidak umum ditemui di zaman modern karena pada zaman modern paham nasionalisme sudah berkembang. Imperialisme politik ini biasanya bersembunyi dalam bentuk protectorate dan mandate.
  2. Imperialisme Ekonomi. Si imperialis hendak menguasai hanya ekonominya saja dari suatu negara lain. Jika sesuatu negara tidak mungkin dapat dikuasai dengan jalan imperialisme politik, maka negara itu masih dapat dikuasai juga jika ekonomi negara itu dapat dikuasai si imperialis. Imperialisme ekonomi inilah yang sekarang sangat disukai oleh negara-negara imperialis untuk menggantikan imperialisme politik.
  3. Imperialisme Kebudayaan. Si imperialis hendak menguasai jiwa (de geest, the mind) dari suatu negara lain. Dalam kebudayaan terletak jiwa dari suatu bangsa. Jika kebudayaannya dapat diubah, berubahlah jiwa dari bangsa itu. Si imperialis hendak melenyapkan kebudayaan dari suatu bangsa dan menggantikannya dengan kebudayaan si imperialis, hingga jiwa bangsa jajahan itu menjadi sama atau menjadi satu dengan jiwa si penjajah. Menguasai jiwa suatu bangsa berarti mengusai segala-galanya dari bangsa itu. Imperialisme kebudayaan ini adalah imperialisme yang sangat berbahaya, karena masuknya gampang, tidak terasa oleh yang akan dijajah dan jika berhasil sukar sekali bangsa yang dijajah dapat membebaskan diri kembali, bahkan mungkin tidak sanggup lagi membebaskan diri.
  4. Imperialisme Militer (Military Imperialism). Si imperialis hendak menguasai kedudukan militer dari suatu negara. Ini dijalankan untuk menjamin keselamatan si imperialis untuk kepentingan agresif atau ekonomi. Tidak perlu seluruh negara diduduki sebagai jajahan, cukup jika tempat-tempat yang strategis dari suatu negara berarti menguasai pula seluruh negara dengan ancaman militer.



D.    Sebab – Sebab Imperialisme
1.      Keinginan untuk menjadi jaya, menjadi bangsa yang terbesar di seluruh dunia (ambition, eerzucht). Tiap bangsa ingin menjadi jaya. Tetapi sampai dimanakah batas-batas kejayaan itu ? Jika suatu bangsa tidak dapat mengendalikan keinginan ini, mudah bangsa itu menjadi bangsa imperialis. Karena itu dapat dikatakan, bahwa tiap bangsa itu mengandung benih imperialisme.
2.      Perasaan sesuatu bangsa, bahwa bangsa itu adalah bangsa istimewa di dunia ini (racial superiority). Tiap bangsa mempunyai harga diri. Jika harga diri ini menebal, mudah menjadi kecongkakan untuk kemudian menimbulakan anggapan, bahwa merekalah bangsa teristimewa di dunia ini, dan berhak menguasai, atau mengatur atau memimpin bangsa-bangsa lainnya.
3.      Hasrat untuk menyebarkan agama atau ideologi dapat menimbulkan imperialisme. Tujuannya bukan imperialisme, tetapi agama atau ideologi. Imperialisme di sini dapat timbul sebagai "bij-product" saja. Tetapi jika penyebaran agama itu didukung oleh pemerintah negara, maka sering tujuan pertama terdesak dan merosot menjadi alasan untuk membenarkan tindakan imperialisme.
4.      Letak suatu negara yang diangap geografis tidak menguntungkan. Perbatasan suatu negara mempunyai arti yang sangat penting bagi politik negara.
5.      Sebab-sebab ekonomi. Sebab-sebab ekonomi inilah yang merupakan sebab yang terpenting dari timbulnya imperialisme, teistimewa imperialisme modern.
1.      Keinginan untuk mendapatkan kekayaan dari suatu negara
2.      Ingin ikut dalam perdagangan dunia
3.      Ingin menguasai perdagangan
4.      Keinginan untuk menjamin suburnya industri

E.     Akibat – akibat Imperialisme
1.      Akibat politik
a)      Terciptanya tanah-tanah jajahan
b)      Politik pemerasan
c)      Berkorbarnya perang kolonial
d)     Timbulnya politik dunia (wereldpolitiek)
e)      Timbulnya nasionalisme
2.      Akibat Ekonomis
a)      Negara imperialis merupakan pusat kekayaan, negara jajahan lembah kemiskinan
b)      Industri si imperialis menjadi besar, perniagaan bangsa jajahan lenyap
c)      Perdagangan dunia meluas
d)     Adanya lalu-lintas dunia (wereldverkeer)
e)      Kapital surplus dan penanamna modal di tanah jajahan
f)       Kekuatan ekonomi penduduk asli tanah jajahan lenyap
3.      Akibat sosial
a)      Si imperialis hidup mewah sementara yang dijajah serba kekurangan
b)      Si imperialis maju, yang dijajah mundur
c)      Rasa harga diri lebih pada bangsa penjajah, rasa harga diri kurang pada bangsa yang dijajah
d)     Segala hak ada pada si imperialis, orang yang dijajah tidak memiliki hak apa-apa
e)      Munculnya gerakan Eropa-isasi.

F.     Perbedaan dan Persamaan Imperialisme dengan Kolonialisme
Perbedaan
1.      Kolonialisme bertujuan untuk menguras habis sumber daya alam dari negara yang bersangkutan untuk diangkut ke negara induk.
2.      Imperialisme bertujuan untuk menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan negara yang bersangkutan.
Persamaan
Persamaan kolonialisme dan imperialisme adalah akan membuat negara penjajah menjadi makmur, sementara yang dijajah semakin menderita.[8]
Sifat dari kedua imperialisme di atas adalah sama, hanya sistemnya yang berbeda. Sifat hakikinya berupa nafsu serakah untuk mendapatkan kekayaan. Kekayaan yang dikejar pada masa imperialisme kuno biasanya berwujud emas atau logam mulia lainnya misalnya perak. Sistem yang mendukungnya adalah merkhantilisme di mana dalam prakteknya melakukan monopoli, kerja paksa dan sebagainya. Sedangkan pada imperialisme modern didukung oleh industrialisme serta perdagangan bebas, serta upah buruh yang sangat minim, tanpa memilik hak dalam produksi[9]


G.    Faktor-faktor pendorong terjadinya penjelajahan dunia

Adapun Faktor – factor pendorong terjadinya penjajahan dunia antara lain:

1.      Semangat reconguesta, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam di mana pun yang dijumpainya sebagai tindak lanjut dari Perang Salib.
2.      Semangat gospel, yaitu semangat untuk menyebarkan agama Nasrani.
3.      Semangat glory, yaitu semangat memperoleh kejayaan atau daerah jajahan.
4.      Semangat gold, yaitu semangat untuk mencari kekayaan/emas.
5.      Perkembangan teknologi kemaritiman yang memungkinkan pelayaran dan perdagangan yang lebih luas, termasuk menyeberangi Samudra Atlantik.
6.      Adanya sarana pendukung seperti kompas, teropong, mesiu, dan peta yang menggambarkan secara lengkap dan akurat garis pantai, terusan, dan pelabuhan.
7.      Adanya buku Imago Mundi yang menceritakan perjalanan Marco Polo (1271-1292).
8.      Perjalanan Ordoric da Pardenone menuju Campa yang sempat singgah di Jawa pada abad ke-14. Ordoric melaporkan sekilas mengenai kebesaran Majapahit.
9.      Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu bulat seperti bola, matahari merupakan pusat dari seluruh benda-benda antariksa. Bumi dan bendabenda antariksa lainnya beredar mengelilingi matahari (teori Heliosentris).


H.    Perdagangan Asia dan Munculnya Imperialisme dan Kolonialisme Barat

Di zaman perekonomian Asia yang telah maju, perekonomian Eropa justru masih tertinggal jauh. Pusat perkembangan ekonomi dan politik dunia dalam abad ke-14 s/d abad ke-15 adalah dunia Islam, khususnya imperium Turki Usmani (Ottoman) yang telah menguasai wilayah-wilayah strategis yang semula dikuasai oleh Romawi-Byzantium. Penguasaan atas wilayah-wilayah itu sekaligus telah menyekat jalur perdagangan dari Timur ke Barat yang mengakibatkan barang-barang dagangan dari Timur seperti rempah-remapah menjadi langka dan harganya melambung tinggi. Meskipun harganya relatif tinggi ternyata minat masyarakat Eropa waktu itu terhadap komoditi itu tidak menurun, bahkan cenderung meningkat. Oleh karena itu maka para penguasa dan pengusaha atau pedagang Eropa berupaya mencari jalan alternatif ke daerah penghasil komoditi tersebut. Meningkatnya permintaan baik dari Eropa maupun dari tempat lainnya seperti India secara tidak lengsung telah mendorong para produsen di kepulauan Nusantara, khususnya kepulauan Maluku memperluas tanaman ekspornya, terutama pala dan cengkeh. Selain adanya perluasan seperti pala dan cengkeh, juga di beberapa pulau, seperti di Sumatera dikembangkan pula komoditi lain yang juga sangat diminati orang-orang Eropa, yaitu lada. Walaupun harganya hanya separuh rempah-rempah, namun waktu itu lada sudah termasuk komoditi ekspor yang penting dari wilayah Nusantara, bahkan Asia Tenggara. Menurut beberapa sumber, tanaman ini mulanya merupakan barang dagangan dari Kerala, pantai Malabar di India barat daya, yang dikenal oleh orang-orang Arab dan Eropa sebagai “negeri lada”. Sejak kapan lada dibumidayakan oleh penduduk Sumatera tidak begitu jelas.

Persaingan perdagangan yang terjadi antar bangsa Eropa di Indonesia sangat merugikan Belanda. Oleh karena itu, timbul pemikiran pada orang-orang Belanda agar perusahaan-perusahaan yang bersaing itu menggabungkan diri dalam satu organisasi. Akhirnya mereka membentuk Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) artinya Perserikatan Maskapai Hindia Timur. VOC terbentuk pada tanggal 20 Maret 1602 Di Indonesia VOC memiliki wewenang.[10]
Tujuan pembentukan VOC sebenarnya tidak hanya untuk menghindari persaingan di antara pedagang Belanda, tetapi juga:
1.         menyaingi kongsi dagang Inggris di India, yaitu EIC (East India Company),
2.         menguasai pelabuhan-pelabuhan penting dan kerajaan-kerajaan, serta
3.         melaksanakan monopoli perdagangan rempah-rempah.
Di Indonesia, VOC berusaha mengisi kas keuangannya yang kosong. VOC menerapkan aturan baru yaitu Verplichte Leverantie atau penyerahan wajib. Tiap daerah diwajibkan menyerahkan hasil bumi kepada VOC menurut harga yang telah ditentukan.
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa VOC diberi hak-hak istimewa oleh pemerintah Belanda :
1.         Memonopoli perdagangan
2.         Mencetak dan mengedarkan uang
3.         Mengangkat dan memperhentikan pegawai
4.         Mengadakan perjanjian dengan raja-raja
5.         Memiliki tentara untuk mempertahankan diri
6.         Mendirikan benteng
7.         Menyatakan perang dan damai
8.         Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat.

Peraturan-peraturan yang ditetapkan VOC dalam melaksanakan monopoli perdagangan antara lain :[11]
a).Verplichte Laverantie
   Yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yg telah ditetapkan oleh VOC,dan  
   melarang rakyat menjual hasil buminya selain kepada VOC.
b).Contingenten
   Yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.
c).Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah tanaman rempah-rempah yang boleh
   ditanam.
d).Ekstirpasi
   Yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi over
   produksi yg dapat menyebabkan harga rempah-rempah merosot.
e).Pelayaran Hongi
   Yaitu pelayaran dengan perahu kora-kora (perahu perang) untuk mengawasi
   pelaksanaan monopoli perdagangan VOC dan menindak pelanggarnya.

Hasil bumi yang wajib diserahkan yaitu lada, kayu manis, beras, ternak, nila, gula, dan kapas. Selain itu, VOC juga menerapkan Prianger stelsel, yaitu aturan yang mewajibkan rakyat Priangan menanam kopi dan menyerahkan hasilnya kepada VOC.
Gubernur jenderal VOC yang pertama adalah Pieter Both (1610-1619). Pada mulanya Ambon di pilih sebagai pusat kegiatan VOC. Pada periode berikutnya Jayakarta dipilih sebagai pusat kegiatan VOC.
Orang-orang VOC mulai menampakkan sifatnya yang congkak, kejam, dan ingin menang sendiri. VOC ingin mengeruk keuntungan sebesar-besarnya melalui monopoli perdagangan.
VOC mulai ikut campur dalam berbagai konflik antara penguasa yang satu dengan penguasa yang lain. Beberapa kerajaan di yang Perubahan sikap VOC itu telah menimbulkan kekecewaan bagi rakyat dan penguasa di Indonesia. Perubahan sikap itu terutama sekali terjadi pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal VOC yang kedua yaitu Jan Pieterzoon Coen.[12]
Dengan dibangunnya benteng-benteng dan loji-loji sebagai pusat kegiatan VOC, maka jalur-jalur perdagangan di kepulauan Nusantara telah dikendalikan oleh VOC. Untuk mengendalikan kegiatan monopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia bagian timur, khususnya Maluku, diadakan Pelayaran Hongi.
Untuk mengisi kasnya yang kosong, VOC menerapkan sejumlah kebijakan seperti hak monopoli, penyerahan wajib, penanaman wajib, dan tenaga kerja wajib yang sebenarnya telah menjadi bagian dari struktur dan kultur yang telah ada sebelumnya. Penyerahan wajib (Verplichte Leverantie) mewajibkan rakyat Indonesia di tiaptiap daerah untuk menyerahkan hasil bumi berupa lada, kayu, beras, kapas, kapas, nila, dan gula kepada VOC.
Untuk semakin memperbesar kekuasaanya di Indonesia, VOC melakukan cara-cara politik devide et impera atau politik adu domba, dan tipu muslihat. Misalnya kalau ada persengketaan antara kerajaan
yang satu dengan kerajaan yang lain, mereka mencoba membantu salah satu pihak.
Kejayaan VOC ternyata tidak bertahan lama. Dalam perkembangannya VOC mengalami masalah yang besar, yakni kebangkrutan.

Kemunduran dan kebangkrutan VOC terjadi sejak awal abad ke-18 disebabkan oleh :
  1. Banyak korupsi yg dilakukan oleh pegawai-pegawai VOC.
  2. Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat makin luasnya wilayah kekuasaan VOC.
  3. Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat  terlalu besar.
  4. Persaingan dengan konsi dagang negara lain,misalnya  dengan EIC milik Inggris.
  5. Hutang VOC yang sangat besar.
  6. Pemberian deviden kepada pemegang saham walaupun usahanyamengalami kemunduran
  7. Berkembangnya faham Liberalisme sehingga monopoli perdagangan yang diterapkan VOC tidak sesuai lagi untuk diteruskan.
  8. Pendudukan Perancis terhadap negara Belanda pada tahun 1795.

Kebangkrutan VOC ini terutama sekali terjadi karena para pegawainya banyak yang melakukan korupsi. Waktu itu VOC sudah sangat merosot, kas kosong, utang menumpuk dan tidak mampu lagi menciptakan pengawasan dan keamanan atas wilayah Indonesia. Inilah sebabnya maka pada tanggal 31 Desember 1799, VOC dibubarkan. Setelah VOC dibubarkan kekuasaan kolonial di Indonesia diambil alih Pemerintah Belanda.


















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Imperialisme adalah usaha memperluas kekuasaan suatu negara untuk menguasai negara lain. Imperialisme dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu imperialisme kuno dan imperialisme modern. Imperialisme kuno berlangsung sebelum revolusi industri dan bertujuan untuk memiliki kekayaan (gold), mencapai kejayaan (glory), dan menyebarkan agama (gospel). Spanyol dan portugis adalah negara yang menjalankan imperialisme kuno. Sementara Inggris merupakan negara yang menganut imperialisme modern.
Kolonialisme adalah sistem pemukiman warga suatu negara di luar wilayah asalnya, kemudian daerah itu dinyatakan sebagai bagian wilayah mereka. Tujuan utamanya menguras sumber kekayaan, sedangkan kesejahteraan dan pendidikan rakyat daerah koloni, tidak diutamakan. Adapun perbedaan dan persamaan Imperialisme dan Kolonialisme adalah sebagai berikut:
Perbedaan
1.      Kolonialisme bertujuan untuk menguras habis sumber daya alam dari negara yang bersangkutan untuk diangkut ke negara induk.
2.      Imperialisme bertujuan untuk menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan negara yang bersangkutan.
Persamaan
Persamaan kolonialisme dan imperialisme adalah akan membuat negara penjajah menjadi makmur, sementara yang dijajah semakin menderita.





DAFTAR PUSTAKA

Alam S. Dan Henry Hidayat. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMK dan Mak Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Kansil, CST. Dan Julianto. MA. tt. Sejarah Pejuang Pergerakan Kebangsaan Indonesia, Jakarta: Erlangga.
Murod. 2009. Skl MA Kelas XII. Semarang: Toha Putra.
Mutopo, M.H. Abib dkk. 2007. Sejarah SMA Kelas X Program IPS. Jakarta: Yudhistira.
Rochamadi, Nur Wahyu. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Sekolah Menengah Kejuruan, Jilid I. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Soebantardjo. 1960. Sari Sedjarah Jilid I: Asia - Afrika. Yogyakarta: BOPKRI
Yulianti. 2007. 1700 Bank Soal Sejarah dan Dunia Untuk SMA/MA. Bandung: Yrama Widya.


[2] Die Neue Zeit, 1914, 2 (B. 32), S. 909, Sept. 11, 1914;cf. 1915, 2, S.107 et seq. (Catatan Lenin)
[4] SoebantardjoSari Sedjarah Jilid I: Asia - Afrika, Penerbit BOPKRI, Yogyakarta 1960
[6] http://id.wikipedia.org/wiki/Imperialisme, diakses 17 Maret 2014, 15:55

[7] http://id.wikipedia.org/wiki/Kolonialisme/, diakses 17 Maret 2014, 16:00
[10] Yudhistira, Seri bimbingan IPS
[11] http://belajar.kemdiknas.go.id, diakses 17 Maret 2014, 16:02
[12] IPS Terpadu, Bailmu

No comments:

Post a Comment