BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berwisata
ke pantai sangatlah mengasyikan. Kita bisa menikmati deburan ombak dan angin
pantai yang segar. Apalagi jika berwisata ke salah satu pantai di selatan Jawa,
Bali atau Lombok, atau pantai barat Sumatera? Kita bisa menikmati sebagian
kecil laut dari sebuah samudera luas yang bernama Samudera Hindia.
Samudra Hindia adalah samudera terluas ketiga
di dunia. Luasnya meliputi 20% permukaan air Bumi. Samudera ini membentang
mulai dari pantai selatan benua Asia hingga Antartika. Sebelah utara berbatasan
dengan benua Asia, sebelah barat berbatasan dengan jazirah Arab dan benua
Afrika, sebelah timur berbatasan dengan Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa,
Kepulauan Sunda Kecil, dan Australia, dan sebelah selatan berbatasan dengan
benua es Antartika.
Indonesia
merupakan salah satu Negara yang di lewati Samudra Hindia, oleh sebab itu
penulis perlu membahas lebih dalam mengenai Samudra tersebut, yang akan dibahas
salah satunya letak, keadaan alam, mitos serta gejala Samudra Hindia.
1.2 Rumusan Makalah
Dengan
berpedoman pada uraian yang ada dalam latar belakang masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah secara umum dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui Sejarah
Samudra hindia
2.
Mengetahui Letak Astronomis
dan Geografis Samudera Hindia
3.
Mengetahui
Karakteristik samudera Hindia
4.
Mengetahui Iklim
Samudera Hindia
5.
Mengetahui Gejala Alam
Samudra Hindia
6.
Mengetahui Kehidupan
Mahluk hidup atau Organisme di Samudera Hindia
7.
Mengetahui Mitos dan
Legenda Samudra Hindia
1.3 Tujuan Makalah
Mampu
memberikan informasi bagi pembaca dan khususnya untuk penulis dan mahasiswa
lainya pada umumnya, yaitu informasi mengenai sejarah, letak, karakteristik,
iklim, gejala, makhluk hidup, serta mitos dan legenda Samudra Hindia.
Sehingga
setelah mengetahui dan memahami mengenai keseluruhan Samudra Hindia kita dapat
mengerti tentang kejadian laut Sumatra bagian barat dan Jawa bagian selatan
khususnya dan aspek-aspek, konsep Samudra Hindia pada umumnya.
1.4 Manfaat
Dengan penyusunan makalah ini, diharapkan mampu
memberikan manfaat
bahwa dapat memandang luas tentang kehidupan, karena kehidupan diluar sana
sangat beragam mengenai samudra dan benua yang perlu untuk kita kaji lebih
dalam, serta dengan penyusunan makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat
baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang
lain yang ingin mencari informasi, menyempurnakan, atau mengambil hikmah dari isi makalah ini
sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Samudra Hindia
Perdagangan,
pada zaman dahulu bangsa Eropa seperti Inggris, Belanda dan Portugis, memiliki
wilayah jajahan disepanjang kawasan samudra hindia. Di wilayah jajahan
tersebut, mereka mendirikan Bandar-bandar perdagangan. Barang-barang yang
diperdagangkan berupa rempah-rempah, sutra, dan hasil bumi kawasan timur.
Pengangkutan barang-barang dagangan dari wilayah jajahan ke eropa memerlukan
waktu yang cukup lama karena jauhnya jarak yang ditempuh melalui samudra hindia
sebagai lalu lintas perdagangan yang utama, mengitari tanjung pengharapan, dan
memasuki kawasan samudra atlantik.[1]
Namun, dengan dibukanya terusan suez yang selesai pada tahun 1869, pelayaran
dari eropa ke Timur Jauh dan Astralia menjadi singkat dan cepat. Adanya terusan
terusan tersebut mengakibatkan perluasan wilayah perdagangan. Mereka melakukan
perdagangan hingga ke Bandar-bandar seperti Aden, Bombai, Zanzibar dan
Singapura. Selain Bandar-bandar tersebut, pelabuhan utama samudra hindia adalah
calkutta, Colombo, Rangoon (Yangon) di Asia, Durban, dan Dar-Es-Salaam di
Afrika, Serta Perth di Auatralia. Pada akhir abad ke-20, peran samudra hindia
semakin penting karena adanya minyak bumi. Minyak bumi sebagai salah satu sumber
alam yang bernilai tinggi, dihasilkan dari timur tengah, kawasan teluk Persia
dan indonesia.
Penelitian
ilmiah terhadap samurda Hindia berawal
pada abad ke-19. Penelitian ini diperkarsai oleh bangsa Inggris dengan
pelayaran Challenger yang berlangsung dari
tahun 1872-1876. Kemudian diikuti oleh bangsa Austria, Jerman dan Belanda.
Mereka mengadakan eksplorasi oseanografis pada akhir abad ke -19.
Penelitian-penelitian terus berlanjut, beberapa Negara bergabung dan
bersama-sama melakukan penelitian tentang kondisi samudra dan cuaca, yang
dimulai dari tahun 1959 hingga tahun 1969.
Sejarah Samudra
hindia pertama kali dilalui oleh pelaut bagsa portugis fasco da gama. Pada
tahun 1497, ia melakukan perjalanan mengitari tanjung pengharapan melalui
samudra hindia menuju india. Pada tahun 1521, Juan Sebastian del Cano
menyebrangi samudra ini dari timur ke barat dengan kapal Victoria. Juan adalah
pemimpin kapal pertama yang melakukan perjalanan yang mengelilingi dunia
setelah magellen meninggal dunia. Usaha melintasi samudra hindia juga dilakukan
oleh kapten james cook. [2]
Diantara tiga
samudra terbesar di dunia samudra hindia merupakan samudra pertama yang ramai
di layari manusia karena samudera Hindia lebih tenang dibanding Samudera
Atlantik dan Samudera Pasifik. Pada 2500 tahun sebelum Masehi, para pelaut
Mesopotamia (wilayah Irak/Iran) sudah berlayar mengarungi samudera Hindia
menuju daratan India untuk berdagang.
Dengan memanfaatkan bergantinya angin muson,
para pelaut Indonesia pernah mengarungi samudera Hindia menuju Madagaskar di
Afrika. Tahun 1405-1433, Laksamana Cheng Ho dari Dinasti Ming di China
menjelajahi samudera Hindia hingga mencapai pantai timur Afrika. Keberhasilan
ini lalu diikuti oleh pelaut Eropa lainnya untuk berlayar menuju Asia melalui
Samudera Hindia.
2.2 Letak
Astronomis dan Geografis Samudera Hindia
Samudra Hindia,
samudera terkecil di antara tiga samudera besar di dunia, terletak di sebelah
utara antartika, disebelah selatan benua asia, dan di antara benua Afrika dan
Australia. Batas di sebelah utara terbentang dari pantai semenanjung arab,
mulai tepi benua Asia sampai semenanjung malaka. Di sebelah selatan, batas Samudera
ini menjadi satu dengan Samudera Selatan (Antartika) pada Konvergensi
Antartika, sekitar 52° LS.[3]
Luas Samudera Hindia sekitar 75 juta km², lebar sekitar 9.980 km, yang
menyempit ke arah utara; kedalaman rata-rata 4000 m, dan kedalaman maksimum
hampir 7600 m. Kedalaman rata-rata samudera hindia, tidak termasuk laut-laut
yang terletak di sepanjang perbatasan samudera, berkisaran antara 3914 m sampai
3980 m, bagian terdalam terdapat di palung sunda (7434 m), di sebelah selatan
pulau Jawa.
Jajaran Semenanjung
malaka, sumatera, jawa, timur, Australia, dan tazmania , merupakan batas
samudera hindia dan samudera pasifik. Batas berakhir pada 147° BT yang
membentang ke antartika. Di wilayang konvergensi antartika, sekitar 50° LS,
terjadi pertemuan antara perairan dingin antartika dan perairan tropis samudera
hindia. Batas antara samudera hindia dan samudera atlantik terletak di tanjung
pngharapan (27° BT). Namun secara alami tidak ada pemisah di antara kedua
samudera
Fisiografi samudera
ini terdapat beberapa ambang (punggung bukit dasar laut) dan Plato dasar laut
yang umumnya melajur dari utara ke selatan. Ambang Carlsberg membentang dari
teluk Aden ke selatan dan bersambung dengan ambang Hindia barat daya (South
West Indian Ridge) Plato dasar laut Cagos Lakadewa melajur dari muara S.Indus
dan S.Gangga ke selatan dan bersambung dengan ambang hindia tengah (Mid-Indian
Ridge) di basin Hindia tengah. Ambang terpanjang disamudera ini adalah ambang
90 timur (ninety-east Ridge) yang panjangnya 4.960 km. Penamaan tersebut
diberikan karena letak ambang itu hamper sejajar dengan garis bujur 90° BT.
Ambang tersebut melajur dari sebelah utara
Kep. Nicobar kearah selatan, hingga bertemu dengan ujung barat ambang
patah (Broken Ridge) disekitar 32°LS. Ambang-ambang lain yang terdapat di
samudra ini adalah ambang Atlantik-Hindia yang terletak di selatan Kep. Edward,
dan Ambang Hindia Tenggara (Southeast Indian ridge). Plato dasar laut disamudra
ini menyangga samudra, hindia
Pulau-pulau Maladewa,
Seychelles, Cagos, Lakadewa, dan Kep. Kerguelen. Plato dasar laut Mozambique
dan plato dasar laut madagaskar terletak diselatan P. Madagaskar, sedangkan
plato dasar laut Maskarena terletak disebelah timurnya. Kepulaunan Cocos
disebelah timur laut merupakan salah satu pulau karang disamudera ini. Lebih
jauh keselatan terdapat pulau-pulau vulkanis, yaitu P.Prince Edward, Kep.
Crozet serta Kep. Reunion dan Kep. Mauritius disebelah timur Madagaskar.
2.3 Karakteristik
Samudera Hindia
·
Sebagian besar
wilayahnya berada di belahan bumi selatan .
·
Seluruh wilayahnya
digaris bujur timur.
·
Sebagai penyedia air
hujan bagi gejala alam angin muson untuk wilayah Asia dan Australia.
·
Menjadi sumber hujan
bagai negara-negara Asia selatan, Asia tenggara serta bagian timur Benua Afrika
·
Memiliki arus yang
tenang dan jarang terjadi badai sehingga aman untuk pelayaran dunia.
·
Terdapat beberapa
palung seperti Palung Jawa ( 7.450m), Palung Weber
( 7.440m), Palung
Diamantina (7.102m).[4]
·
Pada dasar samuderanya berbatasan dengan
pusat-pusat tubrukan antara lempeng Asia dan lempeng Samudera sehingga menjadi
pusat gempa bagi negara-negara seperti Indonesia, India, Afganistan dan Iran.
2.4 Iklim
Samudera Hindia
Sebagian besar
samudera hindia beriklim tropis, khususnya ditengah dan diutara. suhu permukaan
perairan berbeda-beda. Pada bulan January, suhu berkisar diantara 21°-27°C pada
belahan bumi utara, dibelahan bumi selatan berkisar antara 27°-29°C pada bulan
yang sama, suhu disekitar wilayah Tel.persia dan laut Merah adalah 16°C.[5]
Dibelah bumi
selatan, suhu berkisardari 13°C di sebelah selat Australia dan Afrika hingga 27°C
di Khatulistiwa pada bulan juli, suhu di belahan bumi utara sekitar 27°C.
Adakalanya suhu di Laut Merah dan Teluk Persialebih dari 32°C. Oleh karena itu,
sebagian besar kawasan ini beriklim tropis, maka hampir seluruh permukaannya
tidak ditutupi oleh es dan tidak berkabut tebal yang dapat membahayakan
pelayaran. Disamping itu tidak didapati suhu yang berbeda jauh antara bulan
January dan July sebagaimana yang terjadi disamudera Atlantik dan samudera
Pasifik.
Angin dan Arus.
Terdapat tiga wilayah angin di samudera Hindia, yaitu di wilayah angin barat,
wilyah angin musim, dan wilayah angin pusat tenggara. Angin barat mendominasi
bagian selatan samudera. Angin ini bertiup terus-menerus dari barat ketimur.
Didaerah ini sering terjadi badai, biasanya berupa badai Frontal.
Bagian utara
samudera didominasi aleh angin musim, pada musim dingin, angin musim menjahui
benua asia dan menuju Afrika setelah melalui india, berlangsung dari bulan
Oktober- April; misalnya angin musim timur laut yang kering. Konvergensi tropis
aga bergeser keselat khatulistiwa. Sebaliknya, angin musim barat daya yang
bertiup dari laut arab dab Teluk Benggala serta melewati india, menuju Asia
pada musim panas.dekat zona Konvergensi intertropis yang terbentang diatas asia
selatan, angin musim ini seringkali membawa hujan.
Di sebagian besar kawasan tropis belahan bumi
selatan bertiup angin pasat tenggara. Hanya bagian-bagian yang menghadap arah
angin yang menerima hujan yang dibawa angin pasat tenggara. Berputaran bumi
menyebabkan angin ini bertiup kearah barat laut.
Disepanjang
konvergensi intertropis sering terjadi siklon tropis, meskipun selang
derajatnya tidak berjarang jauh dari garis Khatulistiwa. Misalnya, siklon di
laut arab dan teluk benggala muncul dua masa musim (Mei-Juni dan
Oktober-November). Adakalanya siklon tersebut melanda kawasan lepas Pantai
Austaraia barat laut dan dekat Madagaskar. Bentuk siklon dapat bermacam-macam namun
sebagian besar berupa badai lemah. Akibat dari badai lemah ini terjadilah
mendung dan hujan yang berkepanjangan. Badai lemah dapat juga berkembang
menjadi topan.
Samudra Hindia
mempunyai dua system sirkulasi dua arus utama, satu dibelahan bumi utara dan
satu lagi dibelahan bumi selatan.
Arus–arus dikawasan ini bergantung pada system angin. Belahan bumi selatan
mempunyai arus yang berlawanan dengan arah jarum jam. Arus ini berlangsung
sepanjang tahuan, pada 10° LS. Disebelah selatan Khatulistiwa, arus
Khatulistiwa selatan mengalir kebarat dengan bantuan angin pasat tenggara.
Kemudian membelok keselatan dekat Afrika
dan menghasilkan arus Agulhas serta arus-arus lainya. Arus Agulhas bergabung
dengan arus Monzambique yang mengalir keselatan dan melintasi selat Monzambique
di lepas pantai timur Afrika selatan. Arus angin Barat yang terdapat pada
lintang geografis yang menyebabkan terjadinya angin barat yang bergerak ketimur
menuju ke Australia setelah melintasi bagian selatan Samudera Hindia. Arus ini
bergabung dengan arus Khatulistiwa selatan dekat dengan kawasan Khatulistiwa.
Dibelah bumi
utara, terjadi arus angin barat pada musim panas, bergerak secara jarum
disekitar laut arab dan teluk benggala. Pada musim dingin, arus ini berubah
menjadi arus musim timurlaut, yang berlawanan dengan arah jarum jam. Miaslnya, arus Somali yang
mengalir di laut arab pada musim panas dan berbalik menjadi arus musim Timurlaut.
2.5 Gejala
Alam Samudra Hindia
Ternyata, selain
El Nino, Indonesia juga mendapat ancaman kekeringan dan curah hujan tinggi
karena penyimpangan suhu muka laut di lautan Hindia. Fenomena ini disebut
sebagai Indian Ocean Dipole Mode (IOD) yang pertama kali ditemukan oleh Toshio
Yamagata tahun 1999.
Kekeringan yang
melanda Indonesia selalu dihubungkan dengan gejala El Nino. Namun berdasarkan
penelitian Jamstec (Japan Agency for Marine Earth Science and Tecnology) yang
dimotori Prof. Yamagata terlihat ada fenomena kelautan lain yang dampaknya sama
yaitu Indian Ocean Dipole Mode (IOD) Positif di lautan Hindia. Sedangkan IOD
Negatif serupa dengan gejala La Nina di lautan Pasifik equator.
Tahun 1997-1998
Indonesia mengalami kekeringan yang dahsyat karena kemarau sangat panjang dari
bulan Juni hingga Februari tahun berikutnya yang mengakibatkan beberapa luasan
tanaman perkebunan di beberapa provinsi di Sumatera mati, sedangkan seharusnya
El Nino sudah melemah berdasarkan pengamatan. Hal tersebut menyadarkan ada
pengaruh lain dan perlunya penelitian lebih lanjut, terlihat bahwa ada
pennurunan suhu muka laut di Samudra Indonesia setelah El Nino meluruh. Lalu
terbukti gejala El Nino diikuti oleh gejala lain yang selanjutnya dikenal
sebagai IOD Positif.
Berdasarkan
penelitian, biasanya IOD dimulai pada bulan Mei atau Juni, mencapai puncak pada
Oktober dan berakhir sekitar November dan Desember Periode IOD Positif berulang
setiap 4-5 tahun sekali sedangkan El Nino setiap 3-7 tahun (Erma, 2008).
Akibatnya, jika pada kondisi normal Indonesia masuk hujan sekitar Oktober
dengan angin baratan bertiup yang mengandung banyak uap air, akan mengalami
perpanjangan musim kemarau dengan arah angin berbalik pula dari arah timur yang
kering.
IOD adalah
penggabungan model iklim atmosfer dan lautan yang berpusat di wilayah tropik
lautan Hindia, keadaan IOD berpengaruh kepada konveksi udara di Indonesia dan
juga endapan regionalnya. Pada saat IOD Positif, ditandai dengan pendimginan
permukaan air laut barat daya Sumatera sampai selatan Jawa yang cukup drastis
dan sebaliknya pemanasan di pantai Timur Afrika (Sea Surface Temperature
Anomaly atau SSTA), menimbulkan tekanan tinggi di Sumatera sampai Jawa yang
mengakibatkan terjadi aliran massa udara ke wilayah barat (Afrika) dengan
tekanan yang lebih rendah sehingga massa udara menumpuk dan memicu cuaca buruk.
Di dalam laut
gejala ini mendorong gelombang Kelvin sepanjang equator bergerak ke Timur
berlawanan arah angin yang menuju ke barat, pada akhirnya mengangkat
thermocline (lapisan air yang menjadi batas massa air laut panas dan dingin di
bawahnya) di barat daya Sumatera dan Selatan Jawa, lapisan air di bawah naik ke
permukaan, air di permukaan terdorong ke barat, suhu air laut di permukaan
menjadi lebih dingin atau sampai turun drastis. Dinginnya suhu muka laut
mengurangi penguapan dan pertumbuhan awan berkurang, dapat dikatakan zona
konveksi (daerah pembentukan awan-awan berpotensi hujan) bergeser ke arah barat
(Afrika) sehingga kondisi cerah atau sedikit awan di Sumatera dan Jawa,
kebalikannya di wilayah Afrika.
Serupa
dengan El Nino sesuai dengan namanya yang berarti dua kutub di lautan Hindia,
IOD dipresentasiikan oleh perbedaan suhu permukaan laut (SST) lautan Hindia
bagian barat di pantai timur Afrika (wilayah 50º-70º BT dan 10ºLU-10ºLS) dengan
lautan Hindia bagian timur di perairan barat daya Sumatera dan selatan Jawa
(90º-110º BT dan 0º-10º LS) yang dijadikan sebagai dipole mode index (DMI),
juga diteliti dengan perbedaan tekanan udara antara Capetown (Afrika) dan
Padang (Indonesia) akibat interaksinya (MSJ and Yamagata, 2003). Hal inilah
yang disebut dengan dua kutub samudra hindia.
2.6 Kehidupan
Mahluk hidup atau Organisme di Samudera Hindia
a)
Cumi-cumi Jenis Baru Ditemukan di Samudra
Hindia
Para ilmuwan
menemukan spesies baru cumi-cumi di Samudra Hindia. Penemuan itu dilaporkan
International Union for the Conservation Nature Senin kemarin (15/11/10).
Species cumi itu sendiri termasuk dalam famili chiroteuthid.
Spesies yang
ditemukan memiliki ukuran panjang sekitar 70 cm serta memiliki organ yang mampu
memancarkan cahaya untuk menakuti mangsanya. Menurut laporan IUCN, spesies itu
ditemukan di bagian dasar laut yang terjal. Sejauh ini, telah ditemukan
sejumlah 70 spesies cumi-cumi dalam ekspedisi tersebut. Keseluruhan spesies
cumi-cumi itu mewakili 20 persen dari spesies cumi-cumi yang ada di dunia.
"Selama 10
hari ini, para ilmuwan bekerja dengan mikroskop untuk mengidentifikasi berbagai
jenis ikan, cumi dan makhluk laut menarik lainnya," ungkap Alex Rogers,
ahli biologi kelautan dari Zoological society of London. Carl Gustaf Lundin,
Pemimpin IUCN Global Marine Programme mengatakan bahwa penemuan spesies baru
ini tidak hanya akan memuaskan para ilmuwan yang bekerja di lapangan. "Penelitian
ini juga berguna bagi pengelolaan ekosistem di Samudra Hindia serta ekosistem
laut dalam secara global."Penemuan spesies cumi-cumi itu merupakan bagian
dari ekspedisi penelitian menggunakan kapal riset yang tahun lalu mengarungi
Samudra Hindia untuk mengumpulkan sejumlah 7000 sampel makhluk hidup hingga
kedalaman 1200 meter
.
Ilmuwan Inggris
menemukan beragam hewan aneh di bagaian dalam Samudera Hindia. Seperti dikutip
IbTimes, para ilmuwan telah menjelajah dan mengambil sampel 'Lembah Naga' di
bagian barat daya Samudera Hindia, disaba mereka menemukan kepiting Yeti,
Ketimun Laut, dan Siput laut yang hidup di sekitar corong uap gunung api bawah
laut. Menurut Dr. Jon Copley, ahli biologi kelautan di University of
Southampton, yang menjadi pemimpin ekspedisi tersebut, hewan hewan di daerah
ini cukup unik.
"Kami
menemukan jenis baru Kepiting Yeti. Kepiting Yeti ini berbeda dengan jenis
lainnya di mana hanya ada dua di dunia," ujar Copley. Selain itu, tim ini
juga menemukan Ketimun Laut dan beberapa jenis baru siput laut lainnya. Corong
laut gunung api bawah laut ini kaya mineral, karena suhu di wilayah ini
tergolong panas, maka hewan-hewan di sekitarnya cukup tahan panas.
Ekspedisi ini
bermulai dari Cape Town, Afrika Selatan, sejak 7 November dan kembali pada 21
Desember. Tim meneliti 'Lembah Naga' selama tiga hari dan berhasil mengambil
ratusan sampel 17 makhluk berbeda. "Sama seperti pada abad ke-19, saat
para ilmuwan ke pualu Galapagos. Di sana ilmuwan menemukan banyak hewan jenis
baru. Seperti itulah hal yang kami alami di lokasi penelitian," pungkas
Copley.
2.7 Mitos
dan Legenda Samudra Hindia
Samudra Hindia
menyimpan berbagai misteri di dalamnya, salah satu nya mitos yang terdapat di
selatan pulau jawa Indonesia. mitos ini sudah sangat melekat pada masyarakat
indonesia umumnya dan masyarakat jawa pada khususnya.
Ratu Laut
Selatan atau Kanjeng Ratu Kidul adalah tokoh legenda yang sangat populer di
kalangan masyarakat penghuni Pulau Jawa dan Bali. Adanya Kepercayaan akan
penguasa lautan di selatan Jawa (Samudera Hindia) dikenal terutama oleh suku
Sunda dan suku Jawa. Bahkan Orang Bali juga meyakini adanya kekuatan yang
menguasai pantai selatan ini.
Pada dasarnya laut selatan jawa memiliki
ombak yang bervariasi tiap harinya, kadang kala besar kadang kecil, juga halus
kadang kasar. Sedah bukan rahasia lagi, Pantai-pantai laut selatan pulau jawa
ini memiliki banyak sekali mitos dikalangan warga sekitar pantai. Dari sekian
banyak kisah, Salah satu mitosnya adalah apabila ada orang yang terseret ombak
dan akhirnya meninggal.
Mengenakan pakaian renang warna tertentu
kabarnya bahaya kalau berenang di pantai selatan Jawa, bisa-bisa diambil anak
buah penguasa gaib Laut Selatan. Mitos ini telah berkembang sejak dulu,
sehingga berakar kuat dalam kepercayaan masyarakat.
Memang
seringkali laporan muncul banyak orang tenggelam atau terbawa arus yang
tiba-tiba seperti menarik ke lautan lepas. Pantai-pantai wisata seperti
Pelabuhan Ratu dan Parangtritis begitu akrab dengan kisah misterius semacam
itu.
Sebenarnya ada
jawaban secara ilmiah yang bisa menjawab mengapa hal itu bisa terjadi. Para
praktisi ilmu kebumian mengamati pantai Parangtritis selama bertahun-tahun, dan
akhirnya inilah kemungkinan yang jadi penyebab utama hilangnya sejumlah
wisatawan di Pantai Parangtritis.
Rip current,
yakni arus balik yang merupakan aliran
air gelombang datang yang membentur pantai dan kembali lagi ke laut. Arus itu
bisa menjadi amat kuat karena biasanya merupakan akumulasi dari pertemuan dua
atau lebih gelombang datang. Dengan kecepatan mencapai 80 kilometer per jam,
arus balik itu tidak hanya kuat, tetapi juga mematikan.
Kepala Laboratorium Geospasial
Parangtritis I Nyoman Sukmantalya mengatakan, sampai sekarang informasi
mengenai rip current amat minim. Akibatnya, masyarakat masih sering mengaitkan
peristiwa hilangnya korban di pantai selatan DI Yogyakarta dengan hal-hal yang
berbau mistis.
“Bisa
dibayangkan kekuatan seret arus balik beberapa kali lebih kuat dari terpaan
ombak datang. Wisatawan yang tidak waspada dapat dengan mudah hanyut,” demikian
papar Nyoman.
Celakanya, arus
balik terjadi begitu cepat, bahkan dalam hitungan detik. Arus itu juga bukan
hanya berlangsung di satu tempat, melainkan berganti-ganti lokasi sesuai dengan
arah datangnya gelombang yang juga menyesuaikan dengan arah embusan angin dari
laut menuju darat.
Nyoman
melanjutkan, korban mudah terseret arus balik karena berada terlalu jauh dari
bibir pantai. Ketika korban diterjang arus balik, posisinya akan mudah labil
karena kakinya tidak memijak pantai dengan kuat. “Karena terseret tiba-tiba dan
tidak bisa berpegangan pada apa pun, korban menjadi mudah panik, dan tenggelam
karena kelelahan,” lanjutnya.
Sementara staf
Ahli Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada, Djati Mardianto, melanjutkan,
apabila korban tetap tenang saat terseret arus, besar kemungkinan baginya untuk
kembali ke permukaan. “Karena arus berputar di dasar laut sehingga materi di
bawah bisa naik lagi,” ujar Djati.
Setelah
mengapung, korban bisa berenang ke tepi laut, atau membiarkan diri terempas ke
pantai oleh gelombang datang lain. Setidak-tidaknya, korban memiliki kesempatan
untuk melambaikan tangan atau berteriak minta tolong.
2.8 Pariwisata
di Bawah Samudra Hindia
Sebuah hotel di
Maladewa menawarkan tamunya tempat menginap paling romantis, sebuah suite kaca
di dasar Samudra Hindia.
Hotel Conrad telah mengonversi restoran bawah air mereka "Ithaa"
di resor Kepulauan Rangali Maladewa menjadi suite bulan madu di bawah gelombang
laut. Akuarium berkubah terbalik itu biasanya berisi selusin pengunjung restoran
dan menyuguhkan pemandangan mengamumkan tentang kehidupan bawah laut yang
eksotis termasuk ikan kakaktua (parrot fish) dan kakap bergaris biru.
Namun, untuk merayakan ulang tahun kelima hotel itu, sebagai dilansir
Telegraph, kemarin, pengelola telah mengubah ruangan tersebut demi
mengakomodasi tempat tidur ganda. Maka, tempat itu lalu menjadi salah satu
suite pengantin yang paling memanjakan di pasar. Para tamu juga dijamu dengan
sampanye gratis di pagi hari.
Meski hotel itu tidak mengiklan tarif kamar tersebut, pengalaman yang
tersajikan tidak mungkin murah. Semalam menginap di resor di atas air, sebuah
King Deluxe Water Villa, tarifnya 1.156 pound.
Ruang itu dibangun lima
meter di bawah permukaan Samudera Hindia.Menikmati eksotika alam bawah laut tak
hanya bisa dilakukan dengan diving atau snorkling. Menyewa
sebuah kamar hotel di bawah laut bisa menjadi alternatif bagi mereka yang
memiliki gaya hidup kelas platinum.
Seperti apa yang
ditawarkan sebuah resort mewah ‘Conrad Maldives Rangali Island’ akhir pekan
lalu. Resort yang berlokasi di Kepulauan Maldives itu menyulap restoran bawah
laut milik mereka menjadi sebuah kamar esklusif layaknya ruang hotel bintang
lima.
Ruang yang dibangun lima
meter di bawah permukaan Samudera Hindia itu memiliki desain dinding dan atap
menyatu membentuk lengkungan 180 derajat. Sang arsitek sengaja menggunakan
bahan tembus pandang sehingga pengunjung bisa menikmati eksotika ikan-ikan yang
menari di sekeliling batu karang dari ruang seluas 9×5 meter itu.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada
materi kali ini yang membahas mengenai Samudra Hindia dapat kita pahami
bahwasanya banyak sekali keunikan keunikan yang terdapat di samudra Hindia,
selain keunikan terdapat pula kisah atau legenda di samudra tersebut. Selain
fungsi utama samudra hindia sebagai penghubung antara benua Afrika Asia juga
Australia samudra hindia juga memiliki peranan penting sebagai penyedia air
hujan bagi gejala alam angin muson untuk wilayah Asia dan Australia.
Samudra
hindia juga merupakan samudra yang pertama ramai di kunjungi oleh pada pelaut
dunia, kerena airnya yang tenang dan jarang terjadinya badai, serta angin dan
arus yang mendukung untuk berlayar mengarungi samudra hindia. Hal ini
menyebabkan banyak nya pelaut yang berlayar di samudra hindia untuk mengungkap
keanekaragaman yang ada di dasar samudra, baik itu hewan-hewan yang unik dan
sumber daya alam yang mempunyai nilai tinggi seperti minyak bumi magnesium dan
sejenisnya.
3.2 Saran
Setelah sedikit
banyak mengetahui mengenai samudra hindia maka sebaiknya kita sebagai mahasiswa
pada prodi geografi khususnya untuk terus mencintai lingkungan baik yang
bersifat local maupun global, karena kita telah mengetahui dampak ataupun
potensi yang terkandung di dasar samudra. Oleh karena itu sebaiknya kita harus
banyak membaca literature mengenai geografi samudra dan hindia, karena hal yang
kami paparkan dalam makalah ini masih sangat kurang untuk mengetahui segalanya
tentang samudra hindia, karena ilmu dapat diperoleh dimana saja dan dengan cara
berbagai macam. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari bab ini dan
menjadikan pedoman untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat dalam kehidupan
sosial dan dalam kehidupan sehari-hari
DAFTAR
PUSTAKA
Ensiklopedia Geografi (geografi
Australia oseania), Jakarta: PT. Intermasa. 1990
Ensiklopedia Geografi (dunia
benua dan samudra), Jakarta: PT.Lentera abadi. 2006
Rais. El heppy, dan
Fauzi M arif. Ratu Kidul, Yokyakarta: Yayasan bentang budaya. 2000
http:// Ada Dua Kutub
di Samudera Hindia. Berita Iptek (13
Februari 2008).
http:// Arus
Laut. Erhi Bagus's blog.htm di akses 29-03-2013
http:// GEOGRAFI Arus Laut.blogger /13/Maret/2012/.htm
http://Learning By
Doing FENOMENA DI SAMUDRA HINDIA
BERPOTENSI BESAR MEMPENGARUHI INDUSTRI PERTANIAN PADA SEBAGIAN WILAYAH BARAT
INDONESIA. Imbuhyuwono.htm
http://Makhluk
Aneh dan Misterius Ditemukan di Samudera Hindia hantu blau.htm
diakses 29-03-2013
http://www.ciputranews.com/unik/kamar-di-bawah-samudera-hindia
[4] http:// Ada Dua Kutub
di Samudera Hindia. Berita Iptek (13
Februari 2008). Diakses 29-maret-2013
No comments:
Post a Comment