My Real Blog, Life, Education, Story, Song, Laugh and My Real Love♡

Thursday 21 January 2016

Laporan Praktikum Biogeografi Observasi Keanekaragaman Flora Dan Fauna Di Kebun Raya Bogor Serta Di Taman Margastwa Ragunan



BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati. Hal ini disebabkan karena faktor iklim yang mempengaruhi Indonesia menjadi sumber keanekaragaman hayati. Faktor pembentuk iklim di Indonesia adalah perairan Indonesia, topografi, letak geografis dan letak astronomi. Letak astronomis Indonesia berada di kawasan lintang rendah yaitu 6° LU – 11° LS dan 95° BT - 141° BT, sehingga Indonesia termasuk ke dalam daerah tropis. Selain itu, wilayah Indonesia dilalui oleh garis khatulistiwa. Sehingga kawasan ini kaya akan sinar matahari, dimana sinar matahari ini merupakan bahan paling utama dalam proses fotosintesis tumbuhan. Keanekaragaman iklim di Indonesia yang sifatnya panas dan basah menyebabkan keanekaragaman flora dan fauna yang
terdapat di Indonesia.
Untuk meneliti dan mempelajari flora yang ada di Indonesia dibutuhkan suatu wadah yang dapat menjadi sumber media untuk belajar. Disini yang menjadi tempat untuk mempelajari dan meneliti flora di seluruh Indonesia adalah Kebun Raya Bogor. Kita tahu bahwa Indonesia merupakan wilayah yang luas, dengan didirikannya Kebun Raya Bogor maka dalam meneliti dan mempelajari flora kita tidak harus mengunjungi daerah asal dari flora tersebut. Sehingga Kebun Raya Bogor menjadi daerah pusat pengembangan pertanian dan holtikultura di Indonesia. Kita tidak perlu khawatir selain memiliki koleksi berbagai jenis flora yang ada di nusantara dan dunia, di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan lain, yaitu Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi, Laboratorium Botani, Kebun Percobaan, Laboratorium Kimia, dan Laboratorim Farmasi. Dengan luas mencapai 80 hektar dan memiliki kurang lebih 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan, sudah seharusnya dalam mempelajari mata kuliah Biogeografi kita mengunjungi Kebun Raya Bogor. Karena di Kebun Raya Bogor ini terdapat berbagai macam flora yang ada di seluruh nusantara, selain itu juga tumbuh flora yang berada dari luar Indonesia yang merupakan tumbuhan tropis.
Sedangkan yang menjadi tempat untuk meneliti dan mempelajari fauna di seluruh Indonesia adalah Taman Margasatwa Ragunan. Dengan luas 140 hektar yang didalamnya terdapat berbagai koleksi yan terdiri dari 295 spesies dan 4040 spesimen kita dapat mengetahui fauna – fauna yang terdapat di Indonesia maupun luar Indonesia.


1.2. Tujuan
Penelitian ini tidaklah berarti apabila tidak disertai dengan tujuan yang akan bermanfaat bagi penulis atau pembaca hasil kajian ini. Secara singkat tujuan penulisan laporan ini adalah:
1.   Mengetahui keanekaragaman flora dan fauna yang ada di Indonesia maupun di luar Indonesia.
2.   Mengetahui karakteristik dari tumbuhan air Tipa Bulrush, Melati Air, Talia, Papirus, Teratai Merah, Bunga Ketepok, Sagitaria, dan Cyrtosperma.
3.   Mengetahui karakteristik dari hewan Beruang Madu, Unta, Eland, Unggas lama, dan Harimau Benggala Putih.



1.3. Manfaat
       Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :
1.       Membantu kita dalam mempelajari karakteristik flora dan fauna di seluruh dunia.
2.       Menambah wawasan kita mengenai tumbuhan air dan yang ada di Indonesia maupun luar Indonesia.
3.       Memberikan informasi kepada khalayak mengenai flora dan fauna.
4.       Pengembangan kajian keilmuan Biogeografi tentang flora dan fauna.

 
    
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor adalah sebuah kebun penelitian besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 80 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Saat ini Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata, terutama hari Sabtu dan Minggu. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi, dan IPB.
Kebun Binatang Ragunan adalah kebun binatang pertama di Indonesia. Kebun binatang ini didirikan pada tahun 1864 dengan nama Planten En Dierentuin yang berarti "Tanaman dan Kebun Binatang". Kebun binatang seluas 140 hektar ini didirikan pada tahun 1864. Di dalamnya, terdapat berbagai koleksi yang terdiri dari 295 spesies dan 4040 spesimen. Terletak pada tanah seluas 10 hektare di kawasan Cikini, Jakarta Pusat yang merupakan pemberian seorang pelukis ternama Indonesia, Raden Saleh. Saat itu, Planten En Dierentuin dikelola oleh Perhimpunan Penyayang Flora dan Fauna Batavia yang tergabung dalam Culturule Vereniging Planten en Dierentuin at Batavia.
Tahun 1949, nama Planten En Dierentuin diubah menjadi Kebun Binatang Cikini dan pada tahun 1969 dipindahkan ke kawasan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada tahun 1964. Pemerintah DKI Jakarta menghibahkan lahan seluas 30 hektare yang menjadi rumah bagi kebun binatang ini. Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin meresmikan Taman Margasatwa Ragunan pada 22 Juni 1966.

2.1. Sejarah Kebun Raya Bogor


Kebun Raya Bogor pada mulanya merupakan bagian dari 'samida' (hutan buatan atau taman buatan) yang telah ada pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih-benih kayu yang langka. Di samping samida itu dibuat pula samida yang serupa di perbatasan Cianjur dengan Bogor (Hutan Ciung Wanara).


Pada tahun 1814 Olivia Raffles (istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles) meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia. Sebagai pengabadian, monument untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor. Ide pendirian Kebun Raya bermula dari seorang ahli biologi yaitu Abner yang menulis surat kepada Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen.
Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt adalah seseorang berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia lalu diangkat menjadi menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti "tidak perlu khawatir"). Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.
Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama s'Lands Plantentuinte Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent (dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris). Sekitar 47 hektar tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut.
Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi oleh Johannes Elias Teysmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Dengan dibantu oleh Justus Karl Habkarl, ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia).
Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph Herman Christian Carel Scheffer pada tahun 1867 menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian oleh Prof. Dr. Melchior Treub. Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).
Pada saat kepemimpinan tokoh-tokoh telah dilakukan kegiatan pembuatan katalog mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap tentang koleksi tumbuh – tumbuhan Cryptogamae, 25 spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan 2200 spesies Dicotyledonae, usaha pengenalan tanaman ekonomi penting di Indonesia, pengumpulan tanam-tanaman yang berguna bagi Indonesia (43 jenis, diantaranya vanili, kelapa sawit, kina, getah perca, tebu, ubi kayu, jagung dari Amerika, kayu besi dari Palembang dan Kalimantan), dan mengembangkan kelembagaan internal di Kebun Raya yaitu:
  1. Herbarium.
  2. Museum.
  3. Laboratorium Botani.
  4. Kebun Percobaan.
  5. Laboratorium Kimia.
  6. Laboratorium Farmasi.
  7. Cabang Kebun Raya di Sibolangit, Deli Serdang dan di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan.
  8. Perpustakaan Fotografi dan Tata Usaha.
  9. Pendirian Kantor Perikanan dan Akademi Biologi (cikal bakal IPB).

Kebun Raya Bogor sepanjang perjalanan sejarahnya mempunyai berbagai nama
dan julukan, seperti :
a.                   S'Lands Plantentuin.
b.                  Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang).
c.                   Botanical Garden of Buitenzorg.
d.                  Botanical Garden of Indonesia.
e.                    Kebun Gede.
f.                   Kebun Jodoh.

2.2. Koleksi Pohon dan Tumbuhan

1.      Koleksi Tumbuhan Air PKT Kebun Raya Bogor
Beragam tanaman air ada di Kebun Raya Bogor. Tidak hanya yang asli Indonesia, tapi juga koleksi dari berbagai negeri. Ada teratai mini dari Irian dan Jawa Barat, ada teratai raksasa atau Victoria amazonica (Poepp.) Sowerby berasal dari sungai Amazon Brazil. Rumput antena, serta Cyperus papyrus L., bahan kertas dari sungai nil, Afrika.
Secara garis besar tumbuhan air dikelompokkan menjadi 4 tipe yaitu :
  1. Tumbuhan Air Oksigen
Pembudidayaan tumbuhan air oksigen biasanya dilakukan di dalam akuarium. Ciri khasnya adalah seluruh bagian tumbuhan terendam air. Ia mampu membersihkan udara, menyerap kandungan garam yang berlebihan didalam air, menjadi tempat berlindung dan menyimpan telur ikan. Tumbuhan ini sangat cocok dijadikan tanaman penghias akuarium. Contohnya adalah Hydrilla verticilata, Utricuralia bifida, Limnophila sessiliflora.

  1. Tumbuhan Air Mengapung
Jenis tumbuhan air mengapung mudah dikenali karena akarnya tidak memerlukan media tanam lain kecuali air. Contohnya eceng gondok(Eichornia crasipes) dan kupu-kupu (Pistia stratiotes).
  1. Tumbuhan Air Lumpur
Tanaman ini butuh media berlumpur didalam air. Lazimnya digunakan untuk memberikan kesan alami pada kolam. Contohnya adalah Echinodorus dan Araceae (Talas-talasan).
  1. Tumbuhan Air Pinggir
Biasanya ia tumbuh ditempat yang selalu basah, dalam genangan air atau rawarawa. Contohnya adalah Acorus calamus, Cyperus spp.,Sagittaria spp. Cirinya, meski batangnya terendam, sebagian besar batang, daun, dan bunganya muncul di permukaan air. Media tanamnya berupa tanah yang terendam.

2.      Koleksi Tumbuhan Obat PKT Kebun Raya Bogor
Sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang konservasi ex-situ Kebun Raya Bogor mengoleksi jenis- jenis tumbuhan yang memiliki berbagai potensi untuk dikembangkan antara lain sebagai tumbuhan obat. Sebagian besar jenis-jenis tumbuhan obat koleksi Kebun Raya Bogor ditanam vak XXIV A. dan XXIV B. Sampai saat ini, koleksi tumbuhan obat di vak XXIV A berjumlah 175 jenis yang terdiri dari 55 suku dan 144 marga. Sedangkan koleksi tumbuhan obat di vak XXIV B sebanyak 228 jenis, terdiri dari 65 suku dan 172 marga. Beberapa jenis tumbuhan obat, khususnya yang berupa pohon, ditanam diluar vak XXIV, diantaranya adalah Asam(Tamarindus indica), Pule(Alostonia scholaris), Sintok(Cinnamomum sintok), dan Puleu pipit(Raufolvia sumatrana). Ada beberapa jenis tumbuhan obat yang selain merupakan koleksi juga banyak tumbuh secara spontan di KRB. Seperti tapak dara(Catharanthus roseus), kuwalot(Brucea javanica) dan tempuyung (Sonchus arvensis). Tanaman yang mempunyai nama latin Catharanthus roseus ini mengandung tidak kurang 100 alkaloida diantaranya vinkristin dan vinblastin yang tengah dikembangkan menjadi senyawa anti kanker. Dan juga ajmalisin yang berpotensi mengatasi gangguan jantung(Snoijer, 1996).

3.   Koleksi Tumbuhan Hias PKT Kebun Raya Bogor
Tanaman yang mempunyai nilai keindahan umumnya dinamakan tanaman hias. Kebanyakan jenis-jenis tanaman hias yang dijumpai di Indonesia adalah tanaman pendatang, artinya tanaman-tanaman tersebut bukanlah tumbuhan asli indonesia. Sebagian dari padanya didatangkan ke Indonesia sejak beberapa puluh tahun yang lampau. Sehingga banyak diantarnya yang telah dikenal secara umum. Sebagiannya lagi merupakan pendatang baru yang pemasukannya ke Indonesia dilakukan baru-baru ini saja.

4.    Koleksi Tumbuhan Tua PKT Kebun Raya Bogor
       Kebun Raya Bogor tidak hanya mengoleksi tanaman langka seperti bintaro (Cerbera manghas L), buah namnam (Cynometra cauliflora L), ataupun rukam alias Flacourtia jangomas (Lour) Raeusch. Kebun Raya Bogor juga menyimpan tanaman populer seperti pohon bogor atau kolang-kaling (Arenga pinnata), Kemang (Mangifera caesia), kayu manis (Cinnamomum burmanni), ataupun Cola acuminate yang buahnya dijadikan bahan baku minuman Coca Cola, dan lain-lain.

        5.    Koleksi Anggrek PKT Kebun Raya Bogor
Anggrek yang ada di Indonesia kurang lebih ada 500 jenis. Kebun Raya Bogor (KRB) merupakan tempat konservasi ex-situ salah satu tugasnya adalah melestarikan jenis-jenis anggrek alam yang ada di Indonesia. Jenis-jenis anggrek yang sudah berhasil diindentifikasi dan dikoleksikan di Kebun Raya Bogor berjumlah 421 jenis yang terdiri dari 92 marga. Secara umum anggrek-anggrek ini sering dimanfaatkan sebagai tanaman hias atau bunga potong. Sebagai akibatnya anggrek-anggrek alam sering menjadi komoditi perdagangan yang menggiurkan. Oleh karena itu melalui pemasarakatan jenis anggrek alam maka diharapkan dapat membantu peran serta masyarakat dalam melestarikan anggrek alam.

6.    Koleksi Tanaman Berbunga PKT Kebun Raya Bogor
       Salah satu jenis tanaman berbunga indah yang semakin populer digunakan sebagai elemen tanah adalah Spathogllotis spp. Akhir-akhir ini penggunaan tanaman ini untuk berbagi fungsi dalam taman semakin meningkat, misalnya sebagai pemisah antara rumput dengan tanaman yang lebih tinggi atau tembok rumah, sebagai tanaman pengarah jalan, sebagi hamparan dalam bedengan, atau dalam pot permanen di dalam rumah.

7. Koleksi Tanaman Merambat PKT Kebun Raya Bogor
Salah satu kelompok tumbuhan yang sangat menarik adalah tumbuhan merambat. Tumbuhan merambat sering dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Tumbuhan merambat merupakan ciri khas dari ekosistem hutan tropis. Kebun Raya Bogor merupakan kebun koleksi botani dan pusat konservasi tumbuhan tropis. Tak luput pula menjadikan tumbuhan merambat sebagai salah satu koleksinya. Tumbuhan merambat telah menjadi koleksi sejak awal berdirinya Kebun Raya Bogor itu sendiri. Penataan yang intensif pada lingkungan tersendiri sejak dimulai sejak masa J.E. Tejsman (1831-1867). Hal ini karena tumbuhan merambat merupakan tumbuhan yang sangat melimpah di daerah tropis negeri kita, baik dari segi jumlah, jenis maupun kepadatannya. Hasil penelitian beberapa peneliti biologi pada akhir tahun 1980-an menunjukan bahwa sekitar 19% jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di daerah tropis dataran rendah merupakan tumbuhan merambat, dengan kepadatan liana yang bervariasi mengikuti luas daratan. Mereka adalah penyumbang oksigen dan biomasa yang cukup signifikan.

2.3. Taksonomi Tumbuhan

            2.3.1. Tatanama Tumbuhan
a)   Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan (identifikasi), pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi.
b)   Peraturan tentang pemberian nama ilmiah perlu diciptakan agar ada kesamaan pemahaman di antara ahli-ahli Botani di seluruh dunia tentang apa yang dimaksud.
c)   Nama ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa Latin atau bahasa yang diperlakukan sebagai bahasa Latin tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya.
d)  Setiap individu tumbuhan termasuk dalam sejumlah taksa yang jenjang tingkatnya berurutan.
e)   Tingkat jenis (species) merupakan dasar dari seluruh takson yang ada.
f)    Nama-nama takson di atas tingkat suku (familia) diambil dari ciri khas yang berlaku untuk semua warga dengan akhiran yang berbeda menurut tingkatnya.
g)   Nama suku (familia) merupakan satu kata sifat yang diperlakukan sebagai kata benda berbentuk jamak. Nama tersebut diambil dari nama salah satu marga yang termasuk dalam suku tadi ditambah dengan akhiran -aceae.
h)   Nama marga merupakan kata benda berbentuk mufrad atau suatu kata yang diperlakukan demikian. Kata ini dapat diambil dari sumber mana pun, dan dapat disusun dalam cara sembarang.
i)     Nama ilmiah untuk jenis harus bersifat ganda, artinya terdiri atas dua suku kata yang berbentuk mufrad yang diperlakukan sebagai bahasa Latin. Nama takson tingkat suku ke bawah diikuti nama orang yang memberikan nama ilmiah dalam bentuk singkatan.

2.3.2. Klasifikasi

  1. Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki.
  2. Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian itu.
  3. Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) di atasnya.
  4. Perbedaan antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson yang ditekankan adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan istilah kategori yang ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalam suatu hierarki tertentu.
  5. Dalam taksonomi tumbuhan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu nama takson sekaligus menunjukkan pula tingkat takson (kategori).
  6. Ada tiga sistem klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan yaitu system klasifikasi buatan, sistem klasifikasi alam, dan sistem klasifikasi filogenetik.
  7. Berdasarkan sejarah perkembangannya ketiga sistem klasifikasi tersebut dibagi menjadi empat periode yaitu periode sistem habitus, periode system numerik, periode sistem alam, dan periode sistem filogenetik.
  8. Sistem klasifikasi yang tinjauannya didasarkan modifikasi dari sistem yang telah ada dengan penambahan data yang baru, disebut sistem kontemporer.
  9. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berpengaruh pula terhadap perkembangan ilmu taksonomi tumbuhan.
  10. Perubahan klasifikasi organisme hidup yang semula dua dunia kemudian menjadi empat dunia, atau dari empat dunia menjadi lima dunia, telah mengakibatkan sekelompok atau sebagian kelompok organisme yang semula termasuk dalam dunia tumbuhan dipindahkan ke dalam dunia (regnum) baru atau regnum yang lain.

2.3.3. Identifikasi

  1. Identifikasi tumbuhan adalah menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.
  2. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan.
  3. Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti aturan yang ada dalam KITT.
  4. Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan ke dunia ilmiah memerlukan bekal ilmu pengetahuan yang mendalam tentang isi KITT.
  5. Untuk identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, memerlukan sarana antara lain bantuan orang, specimen herbarium, buku-buku flora dan monografi, kunci identifikasi dan lembar identifikasi jenis.
  6. Flora adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis - jenis tumbuhan yang ditemukan dalam suatu wilayah tertentu.
  7. Monografi adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang tergolong dalam kategori tertentu. baik yang terbatas pada suatu wilayah tertentu saja maupun yang terdapat di seluruh dunia.
  8. Kunci identifikasi merupakan serentetan pertanyaan-pertanyaan yang jawabnya harus ditemukan pada spesimen yang akan diidentifikasi.

2.3.4. Periode Perkembangan Taksonomi Tumbuhan

Terdapat 5 periode perkembangan taksonomi tumbuhan, yaitu :
  1.  Periode sebelum adanya catatan, ini merupakan periode dimana belum adanya catatan tentang taksonomi tersebut, pada periode ini manusia mengelompokan tanaman berdasarkan manfaatnya seperti untuk obat, makanan, pakaian, tempat berlindung, senjata dan lain-lain.
  2. Catatan Kuno, pada peradaban barat. Periode ini merupakan tonggak sejarah dari peradaban manusia, dan pada masa ini juga dimulainya wastern taxonomi pada masa yunani kuno.
a.       Theophrastos (berkebangsaan yunani. Theophrastos dan rekannya menemukan 500 jenis tanaman dan membuat deskripsi tanaman kapas, merica, kayu manis, pisang dan memberi nama beberapa genera tanaman seperti Asparagus dan Narcissus.
b.      Pliny dan Elder (orang romawi). Seperempat dari karyanya membahas tentang biologi yang kebanyakan tentang obat-obatan dan pertanian.
c.       Dioscorides, hidup dimasa Pliny dan Elder, menulis sebuah karya tertua yang masih dapat di lihat, yang paling mempengaruhi buku sejarah alam yang pernah ditulis oleh beberapa ahli, seperti karyanya Materia Medica merupakan catatan tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat untuk pengobatan.
d.      Zaman Pertengahan (Dark Ages) masa dimana runtuhnya romawi sampai dibangunnya kembali sering disebut dengan zaman kegelapan atau Dark Ages, hal ini dikarenakan sangat sedikitnya lahir pemikiran-pemikiran dan gagasan-gagasan dan juga minimnya pekerjaan. Pada masa ini hanya satu ahli botani yang tercatat yaitu Albertus Magnus (St. Albert) yang mengelompokkan tanaman dikotil dan monokotil sebagai tanaman vascular dan tanaman non vascular.
e.       Zaman pembangunan kembali Romawi (Ranaissance), dimulai pada abad ke 14 di Itali ditandai dengan masa pemikiran para ahli dan seni, kesusastraan dan dimulainya ilmu pengetahuan modern.
  1. Teory Evolusi, semenjak di keluarkannya teori evolusi oleh Darwin pada tahun 1859 hampir semua ahli biologi menggunakan konsep ini dalam ilmu biologi, dua konsep yang di pakai dalam klasifikasi ialah konsep Filogeni dan populasi yang tidak tetap, para ahli yang menggunakan sistem ini antara lain yang banyak digunakan sampai saat ini ialah Engler and Prant (1844-1930), Bessey (1845-1915) dan Cronquist (1968)
  2. Sistem Taksonomi modern, sistem klasifikasi tumbuhan yang telah menggunakan hubungan kekerabatan pada tingkat biokimia dan molecular.
2.4 Sejarah Taman Margasatwa Ragunan

Kebun Binatang Ragunan adalah kebun binatang pertama di Indonesia. Kebun binatang ini didirikan pada tahun 1864 dengan nama Planten En Dierentuin yang berarti "Tanaman dan Kebun Binatang." Terletak pada tanah seluas 10 hektare di kawasan Cikini, Jakarta Pusat yang merupakan pemberian seorang pelukis ternama Indonesia, Raden Saleh. Saat itu, Planten En Dierentuin dikelola oleh Perhimpunan Penyayang Flora dan Fauna Batavia yang tergabung dalam Culturule Vereniging Planten en Dierentuin at Batavia.
Tahun 1949, nama Planten En Dierentuin diubah menjadi Kebun Binatang Cikini dan pada tahun 1969 dipindahkan ke kawasan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada tahun 1964. Pemerintah DKI Jakarta menghibahkan lahan seluas 30 hektare yang menjadi rumah bagi kebun binatang ini. Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin meresmikan Taman Margasatwa Ragunan pada 22 Juni 1966.

2.5  Koleksi Hewan

Sesuai namanya sebagai “Tanaman dan Kebun Binatang”, Kebun Binatang Ragunan memiliki koleksi aneka tanaman, baik tanaman jenis rumput, perdu, tanaman bunga maupun tanaman berkayu yang tumbuh menjulang tinggi. Saat ini diperkirakan ada sekitar 30 ribu tanaman terdiri dari 250 varietas. Sedangkan koleksi satwanya mencapai ribuan ekor terdiri dari 260 spesies.
Koleksi satwa di Kebun Binatang Ragunan antara lain gajah, singa, harimau, jerapah, zebra, rusa, gorila, orangutan, kera, beruang dan kanguru. Juga ada hewan mamalia yang hidup di air seperti kuda nil. Selain itu ada berbagai jenis reptil seperti buaya, komodo, biawak, ular, dan kura-kura.
Koleksi lainnya yaitu berbagai jenis unggas seperti pelikan, flamingo, dan aneka jenis burung seperti kakaktua, merak, merpati, dan elang.

2.6 Taksonomi Hewan

2.6.1.      Klasifikasi
Klasifikasi kerajaan hewan dibedakan antara filum atau kelas yang pada gilirannya bercabang menjadi sub kelas atau subphylum.
1.      Filum Protozoa - Hewan Primitif
Filum ini terdiri dari uniseluler, biasanya mikroskopis, makhluk air seperti amuba. Poin umum antara semua makhluk terdaftar di bawah filum ini adalah: Semua protozoa bergerak dengan bantuan kaki palsu, yang dikenal sebagai pseudopodia. Struktur mirip rambut kecil yang disebut silia membantu dalam tenaga air bebas. Sebagian besar protozoa memiliki ekor, yang lagi digunakan untuk gerakan. Protozoa berkembang biak dengan mekanisme pembelahan biner, juga dikenal sebagai mitosis.

2.      Filum Porifera - Spons
Filum ini terdiri dari hewan multisel sederhana yang kebanyakan ditemukan di habitat air. Karakteristik unik mereka adalah bahwa sel-sel mereka disatukan begitu secara longgar sehingga mereka tidak membentuk jaringan. Sebagian besar spons memiliki pori-pori yang dikenal sebagai ostia ditemukan di seluruh tubuh dan memiliki lubang besar di puncak, disebut osculum. Mereka memiliki sebuah kanal yang mendukung asupan makanan dan oksigen, dan memiliki sistem pendukung yang terdiri dari jarum kecil seperti formasi silika, spongin serat dan kalsium. Hebatnya, reproduksi di segmen ini dari kerajaan hewan mungkin seksual, aseksual atau bahkan tunas. Beberapa contoh porifera adalah: Sycon, Spongilla dan euplectella.

3.      Filum Coelenterata – Cnidaria
Sebagian besar ditemukan di habitat laut, hewan dalam filum ini memiliki tubuh berlapis dua yang simetris. Lapisan luar tubuh memiliki tentakel menyengat yang dapat melepaskan racun ke dalam tubuh korban. bagian Tubuh terdiri dari rongga gastro vasular. Kelompok ini biasanya terdiri dari dua jenis hewan (zooids), yaitu polip (hidup tetap, soliter atau kolonial) dan medusa (berenang bebas). Reproduksi adalah dengan tunas (aseksual) dalam polip dan medusa seksual dengan itu. Semua jenis anemon laut adalah bagian dari klasifikasi ini. Kelompok ini juga termasuk karang, yang memiliki exoskeleton kapur.

4.      Filum Platyhelminthes – Aschelminthes
Ini adalah sebuah divisi yang mencakup semua hewan sekaligus termasuk dalam filum Aschelminthes, yang sekarang telah dianggap usang. Oleh karena itu, filum ini meliputi semua hewan seperti cacing pipih dan cacing kremi. Hewan-hewan dalam filum ini dapat dipisahkan menjadi tiga kelompok:

a.       Kelas hidup bebas bernama Turbellaria.
b.      Para cacing parasit yang jatuh di kelas Trematoda.
c.       Para cacing pita parasit yang terdiri dari kelas Cestoda.

Hewan-hewan dalam filum ini adalah organisme triploblastic, yang sebagian besar parasit di alam dan menunjukkan simetri bilateral. Sebagian besar hewan dalam filum ini hanya memiliki satu rongga tubuh, yang berfungsi baik sebagai mulut dan anus. Kedua jantan dan betina memiliki organ jantan dan betina pada mereka. Planaria, cacing hati dan cacing pita juga datang di bawah segmentasi hewan ini.

5.      Filum Nematoda – Ascaris
Ada banyak spesies yang termasuk dalam filum ini dan mereka terdiri dari sebagian besar cacing gelang dan eelworms (cacing seperti akar berkulit halus). Ribuan telur yang mereka berbaring, berbentuk kista dan menunggu proses pencernaan. Beberapa spesies yang paling penting yang termasuk dalam filum ini adalah:
Lungworms (cacing paru-paru) yang menyebabkan Hoose.
Cacing tambang, yang biasanya cacing yang mempengaruhi anak-anak sekolah.
Eelworms Kentang dan cacing perut lainnya.

6.      Filum Annelida - Cacing bersegmen
Kelompok ini terdiri dari semua cacing tersegmentasi, seperti cacing tanah, dan lintah. Sebagian besar cacing tersegmentasi memiliki bulu dikenal sebagai Chaetae, pada setiap segmen, yang membantu mereka bergerak. Cacing bersegmen sebagian besar ditemukan pada tanah lembab, meskipun mereka juga dapat menghuni air tawar dan laut. Cacing ini memiliki tubuh lunak yang triploblastic dan mengikuti simetri bilateral. Sementara reproduksi biasanya seksual, mereka memiliki cara lain yang unik reproduksi - reproduksi aseksual melalui peremajaan. Dengan bertumbuh kembali segmen rusak, cacing-cacing secara efektif dapat mereproduksi. Contoh lain dari cacing annelida adalah sandworms dan Aphrodites (laut tikus).

7.      Filum Arthropoda - Kaki beruas
Dengan hampir satu juta spesies (hampir 80% dari kerajaan hewan) yang merupakan bagian dari filum ini, ini bisa dikatakan sebagai salah satu yang terbesar. Semua arthropoda memiliki kaki bersendi dan exoskeletons dapat dilihat secara periodik. Contoh arthropoda adalah: kalajengking, laba-laba, kerang dan krustasea, serangga, kutu kayu, kelabang dan kaki seribu. Arthropoda memiliki bentuk tubuh bilateral simetris, yang tersegmentasi menjadi bagian-bagian seperti kepala, dada dan perut. Semua arthropoda memiliki kaki bersendi yang memungkinkan mudah berjalan, berenang, makan dan merasakan. Mereka memiliki darah yang diisi rongga tubuh kecil, dan respirasi berlangsung dengan bantuan paru-paru, paru-paru dan buku tracheae. Bahkan udang dan lebah termasuk dalam filum ini.

8.      Filum Moluska - Moluska dan Bekicot
Moluska meliputi: siput, bekicot, cumi-cumi, kerang, remis dan bahkan gurita. Ini umumnya memiliki satu kaki (saya katakan umumnya sehingga Anda dapat memaafkan cumi-cumi dan gurita) yang mengeluarkannya lendir licin. Mereka memiliki lidah yang serak yang bisa merobek bahan lebih kuat dari mereka. Meskipun mereka sebagian besar ditemukan di habitat air, mereka juga dapat ditemukan di darat. Mereka tinggal di air bernapas melalui insang, sementara mereka yang tinggal di darat sepenuhnya mengembangkan paru-paru. Moluska memiliki jenis kelamin yang berbeda.

9.      Filum Echinodermata - Bintang Ikan
Echinodermata Filum terdiri dari hewan seperti asterias (bintang ikan), Echinus (landak), Holothuria (teripang) dan Antedon (bintang bulu). Sebagian besar hewan ini adalah makhluk laut dengan tubuh simetris yang baik berbentuk bintang, bulat atau memanjang. Sebagian besar dari mereka memiliki exoskeleton berduri dan sebagian besar tidak memiliki kepala yang benar. Pergerakan dicapai dengan bantuan tubed kaki dan kedua jenis kelamin terpisah.

10.  Filum Chordata - Filum Paling Dikenal
Filum ini pada dasarnya milik hewan yang bisa disebut vertebrata atau yang terkait erat dengan vertebrata, yaitu hemichordates. Chordata dibagi dalam banyak subphylums, yaitu: amfibi, reptil, mamalia, hewan berkantong, burung, ikan, dll Mari kita lihat beberapa ini untuk memahami lebih lanjut tentang chordata.

a.       Kelas Mammalia – Mamalia
Ini memiliki rambut atau bulu, mampu mengatur suhu tubuh, melahirkan bayi sepenuhnya terbentuk dan menghasilkan susu untuk memberi makan anak-anak mereka. Contoh mamalia adalah: monyet, anjing, gajah, kuda nil, kanguru mamalia laut seperti paus, lumba-lumba, tupai dan binatang pengerat lainnya, seperti tikus, dan hewan berkantong seperti koala, dan bahkan manusia.

b.      Kelas Amphibia – Amfibi
Amfibi bertelur, biasanya dalam air dan bernapas melalui kombinasi paru-paru, insang dan kulit. Mereka tidak bisa mengatur suhu tubuh mereka dan bisa hidup baik, di darat dan di air. Amfibi dibagi menjadi tiga jenis seperti: 1) Caecilian, 2) Katak dan Kodok, dan 3) Salamander.

c.       Kelas Reptilia - Reptil
Reptil telah menjelajahi bumi sejak sebelum usia dinosaurus dan beradaptasi dengan baik terhadap perubahan lingkungan. Dinosaurus sebenarnya sekelompok reptil dikenal sebagai Dinosauria. Contoh reptil Aligator, buaya, kadal, ular, kura-kura, dll Meskipun ini adalah hewan bernapas, mereka juga dapat hidup di air, tetapi untuk jangka waktu yang sangat pendek (mereka harus datang di atas permukaan air untuk bernapas ). Reptil tidak dapat mengatur suhu tubuh dan mereka bertelur.

d.      Kelas Aves - Burung
Ada lebih dari 8000 spesies yang berbeda dari burung dan beberapa contoh dari mereka termasuk burung beo, burung pipit, merpati, angsa, dan camar laut. Karakteristik yang hanya unik untuk burung adalah bahwa mereka memiliki sayap berbulu, yang memungkinkan mereka untuk terbang, memiliki paruh bukannya gigi dan tulang ringan yang membuat mereka cukup ringan untuk terbang. Mereka bisa bernapas bahkan pada ketinggian tinggi dan bertelur untuk melahirkan anak mereka.

e.       Ikan 

Air adalah rumah bagi lebih dari 20.000 ikan yang berbeda, beberapa yang bahkan belum diketahui. Mereka memiliki insang dan mereka bertelur. Ikan yang digunakan harus diklasifikasikan ke dalam kelas Pisces, tetapi konvensi yang tidak digunakan lagi.

Beberapa contoh ikan hiu, ikan mas dan ikan haring.

Ada banyak divisi dan subdivisi dari hewan, tapi akan berhenti artikel saya tentang klasifikasi hewan di sini. Semoga artikel ini membantu Anda dengan belajar semua kerajaan klasifikasi hewan yang Anda belum menyadari.


DAFTAR PUSTAKA




No comments:

Post a Comment