BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati. Hal ini disebabkan
karena faktor iklim yang mempengaruhi Indonesia menjadi sumber keanekaragaman
hayati. Faktor pembentuk iklim di Indonesia adalah perairan Indonesia,
topografi, letak geografis dan letak astronomi. Letak astronomis Indonesia
berada di kawasan lintang rendah yaitu 6° LU – 11° LS dan 95° BT - 141° BT, sehingga
Indonesia termasuk ke dalam daerah tropis. Selain itu, wilayah Indonesia
dilalui oleh garis khatulistiwa. Sehingga kawasan ini kaya akan sinar matahari,
dimana sinar matahari ini merupakan bahan paling utama dalam proses
fotosintesis tumbuhan. Keanekaragaman iklim di Indonesia yang sifatnya panas
dan basah menyebabkan keanekaragaman flora dan fauna yang
terdapat di Indonesia.
Untuk meneliti dan mempelajari flora yang ada di Indonesia
dibutuhkan suatu wadah yang dapat menjadi sumber media untuk belajar. Disini
yang menjadi tempat untuk mempelajari dan meneliti flora di seluruh Indonesia
adalah Kebun Raya Bogor. Kita tahu bahwa Indonesia merupakan wilayah yang luas,
dengan didirikannya Kebun Raya Bogor maka dalam meneliti dan mempelajari flora
kita tidak harus mengunjungi daerah asal dari flora tersebut. Sehingga Kebun
Raya Bogor menjadi daerah pusat pengembangan pertanian dan holtikultura di
Indonesia. Kita tidak perlu khawatir selain memiliki koleksi berbagai jenis
flora yang ada di nusantara dan dunia, di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar
pusat-pusat keilmuan lain, yaitu Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi,
Laboratorium Botani, Kebun Percobaan, Laboratorium Kimia, dan Laboratorim Farmasi.
Dengan luas mencapai 80 hektar dan memiliki kurang lebih 15.000 jenis koleksi
pohon dan tumbuhan, sudah seharusnya dalam mempelajari mata kuliah Biogeografi
kita mengunjungi Kebun Raya Bogor. Karena di Kebun Raya Bogor ini terdapat
berbagai macam flora yang ada di seluruh nusantara, selain itu juga tumbuh flora
yang berada dari luar Indonesia yang merupakan tumbuhan tropis.
Sedangkan yang menjadi tempat untuk meneliti dan mempelajari fauna
di seluruh Indonesia adalah Taman Margasatwa Ragunan. Dengan luas 140 hektar
yang didalamnya terdapat berbagai koleksi yan terdiri dari 295 spesies dan 4040
spesimen kita dapat mengetahui fauna – fauna yang terdapat di Indonesia maupun
luar Indonesia.
1.2. Tujuan
Penelitian ini tidaklah berarti apabila tidak disertai dengan
tujuan yang akan bermanfaat bagi penulis atau pembaca hasil kajian ini. Secara
singkat tujuan penulisan laporan ini adalah:
1. Mengetahui keanekaragaman flora dan fauna yang ada di Indonesia
maupun di luar Indonesia.
2. Mengetahui karakteristik dari tumbuhan air Tipa Bulrush, Melati
Air, Talia, Papirus, Teratai Merah, Bunga Ketepok, Sagitaria, dan Cyrtosperma.
3. Mengetahui karakteristik dari hewan Beruang Madu, Unta, Eland,
Unggas lama, dan Harimau Benggala Putih.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat yang
dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :
1.
Membantu kita dalam mempelajari karakteristik
flora dan fauna di seluruh dunia.
2.
Menambah wawasan kita mengenai tumbuhan air
dan yang ada di Indonesia maupun luar Indonesia.
3.
Memberikan informasi kepada khalayak mengenai
flora dan fauna.
4.
Pengembangan kajian keilmuan Biogeografi
tentang flora dan fauna.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor adalah sebuah kebun
penelitian besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 80
hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Saat ini Kebun
Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata, terutama hari Sabtu dan
Minggu. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium
Bogoriense, Museum Zoologi, dan IPB.
Kebun
Binatang Ragunan adalah kebun binatang pertama di Indonesia. Kebun binatang ini
didirikan pada tahun 1864 dengan nama Planten En Dierentuin yang berarti
"Tanaman dan Kebun Binatang". Kebun binatang seluas 140 hektar ini
didirikan pada tahun 1864.
Di dalamnya, terdapat berbagai koleksi yang terdiri dari 295 spesies dan 4040
spesimen. Terletak pada tanah seluas 10 hektare di kawasan Cikini, Jakarta
Pusat yang merupakan pemberian seorang pelukis ternama Indonesia, Raden Saleh.
Saat itu, Planten En Dierentuin dikelola oleh Perhimpunan Penyayang Flora dan
Fauna Batavia yang tergabung dalam Culturule Vereniging Planten en Dierentuin
at Batavia.
Tahun 1949, nama Planten En Dierentuin diubah menjadi Kebun
Binatang Cikini dan pada tahun 1969 dipindahkan ke kawasan Ragunan, Pasar
Minggu, Jakarta Selatan pada tahun 1964. Pemerintah DKI Jakarta menghibahkan
lahan seluas 30 hektare yang menjadi rumah bagi kebun binatang ini. Gubernur
DKI Jakarta Ali Sadikin meresmikan Taman Margasatwa Ragunan pada 22 Juni 1966.
2.1. Sejarah Kebun Raya Bogor
Kebun Raya Bogor pada mulanya merupakan bagian dari 'samida'
(hutan buatan atau taman buatan) yang telah ada pada pemerintahan Sri Baduga
Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis
dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga
kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih-benih kayu yang langka.
Di samping samida itu dibuat pula samida yang serupa di perbatasan Cianjur
dengan Bogor (Hutan Ciung Wanara).
Pada tahun 1814 Olivia Raffles (istri dari Gubernur Jenderal
Thomas Stamford Raffles) meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di
Batavia. Sebagai pengabadian, monument untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor.
Ide pendirian Kebun Raya bermula dari seorang ahli biologi yaitu Abner yang
menulis surat kepada Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen.
Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt adalah seseorang berkebangsaan
Jerman yang berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia lalu
diangkat menjadi menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa
dan sekitarnya. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah
kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa
Belanda yang berarti "tidak perlu khawatir"). Reinwardt juga menjadi
perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang
pendiri Herbarium Bogoriense.
Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard
Philip van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama s'Lands
Plantentuinte Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan
cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan
kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh
James Hooper dan W. Kent (dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond,
Inggris). Sekitar 47 hektar tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida
dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah
pertamanya dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk
mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor
menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa
itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut.
Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan
dana tetapi kemudian dirintis lagi oleh Johannes Elias Teysmann (1831), seorang
ahli kebun istana Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Dengan dibantu oleh
Justus Karl Habkarl, ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan
menurut suku (familia).
Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph Herman Christian
Carel Scheffer pada tahun 1867 menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian oleh
Prof. Dr. Melchior Treub. Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan
ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan
lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844),
Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium
Zoologi (1894).
Pada saat kepemimpinan tokoh-tokoh telah dilakukan kegiatan
pembuatan katalog mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap tentang koleksi
tumbuh – tumbuhan Cryptogamae, 25 spesies Gymnospermae, 51 spesies
Monocotyledonae dan 2200 spesies Dicotyledonae, usaha pengenalan tanaman
ekonomi penting di Indonesia, pengumpulan tanam-tanaman yang berguna bagi
Indonesia (43 jenis, diantaranya vanili, kelapa sawit, kina, getah perca, tebu,
ubi kayu, jagung dari Amerika, kayu besi dari Palembang dan Kalimantan), dan
mengembangkan kelembagaan internal di Kebun Raya yaitu:
- Herbarium.
- Museum.
- Laboratorium Botani.
- Kebun Percobaan.
- Laboratorium Kimia.
- Laboratorium Farmasi.
- Cabang Kebun Raya di Sibolangit, Deli Serdang dan di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan.
- Perpustakaan Fotografi dan Tata Usaha.
- Pendirian Kantor Perikanan dan Akademi Biologi (cikal bakal IPB).
Kebun Raya Bogor sepanjang perjalanan
sejarahnya mempunyai berbagai nama
dan julukan, seperti :
a.
S'Lands Plantentuin.
b.
Syokubutzuer (zaman
Pendudukan Jepang).
c.
Botanical Garden of
Buitenzorg.
d.
Botanical Garden of
Indonesia.
e.
Kebun
Gede.
f.
Kebun Jodoh.
2.2.
Koleksi Pohon dan Tumbuhan
1. Koleksi Tumbuhan Air PKT Kebun Raya Bogor
Beragam tanaman air ada di Kebun Raya Bogor. Tidak hanya yang asli
Indonesia, tapi juga koleksi dari berbagai negeri. Ada teratai mini dari Irian
dan Jawa Barat, ada teratai raksasa atau Victoria amazonica (Poepp.) Sowerby
berasal dari sungai Amazon Brazil. Rumput antena, serta Cyperus papyrus
L., bahan kertas dari sungai nil, Afrika.
Secara garis besar tumbuhan air dikelompokkan menjadi 4 tipe yaitu
:
- Tumbuhan Air Oksigen
Pembudidayaan
tumbuhan air oksigen biasanya dilakukan di dalam akuarium. Ciri khasnya adalah
seluruh bagian tumbuhan terendam air. Ia mampu membersihkan udara, menyerap
kandungan garam yang berlebihan didalam air, menjadi tempat berlindung dan
menyimpan telur ikan. Tumbuhan ini sangat cocok dijadikan tanaman penghias
akuarium. Contohnya adalah Hydrilla verticilata, Utricuralia bifida,
Limnophila sessiliflora.
- Tumbuhan Air Mengapung
Jenis
tumbuhan air mengapung mudah dikenali karena akarnya tidak memerlukan media
tanam lain kecuali air. Contohnya eceng gondok(Eichornia crasipes) dan kupu-kupu
(Pistia stratiotes).
- Tumbuhan Air Lumpur
Tanaman
ini butuh media berlumpur didalam air. Lazimnya digunakan untuk memberikan
kesan alami pada kolam. Contohnya adalah Echinodorus dan Araceae (Talas-talasan).
- Tumbuhan Air Pinggir
Biasanya
ia tumbuh ditempat yang selalu basah, dalam genangan air atau rawarawa. Contohnya
adalah Acorus calamus, Cyperus spp.,Sagittaria spp. Cirinya,
meski batangnya terendam, sebagian besar batang, daun, dan bunganya muncul di permukaan
air. Media tanamnya berupa tanah yang terendam.
2.
Koleksi Tumbuhan Obat PKT
Kebun Raya Bogor
Sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang konservasi ex-situ Kebun
Raya Bogor mengoleksi jenis- jenis tumbuhan yang memiliki berbagai potensi
untuk dikembangkan antara lain sebagai tumbuhan obat. Sebagian besar
jenis-jenis tumbuhan obat koleksi Kebun Raya Bogor ditanam vak XXIV A. dan XXIV
B. Sampai saat ini, koleksi tumbuhan obat di vak XXIV A berjumlah 175 jenis
yang terdiri dari 55 suku dan 144 marga. Sedangkan koleksi tumbuhan obat di vak
XXIV B sebanyak 228 jenis, terdiri dari 65 suku dan 172 marga. Beberapa jenis tumbuhan
obat, khususnya yang berupa pohon, ditanam diluar vak XXIV, diantaranya adalah Asam(Tamarindus
indica), Pule(Alostonia scholaris), Sintok(Cinnamomum sintok),
dan Puleu pipit(Raufolvia sumatrana). Ada beberapa jenis tumbuhan obat
yang selain merupakan koleksi juga banyak tumbuh secara spontan di KRB. Seperti
tapak dara(Catharanthus roseus), kuwalot(Brucea javanica) dan
tempuyung (Sonchus arvensis). Tanaman yang mempunyai nama latin Catharanthus
roseus ini mengandung tidak kurang 100 alkaloida diantaranya vinkristin dan
vinblastin yang tengah dikembangkan menjadi senyawa anti kanker. Dan juga
ajmalisin yang berpotensi mengatasi gangguan jantung(Snoijer, 1996).
3. Koleksi Tumbuhan Hias
PKT Kebun Raya Bogor
Tanaman yang mempunyai nilai keindahan umumnya dinamakan tanaman
hias. Kebanyakan jenis-jenis tanaman hias yang dijumpai di Indonesia adalah
tanaman pendatang, artinya tanaman-tanaman tersebut bukanlah tumbuhan asli
indonesia. Sebagian dari padanya didatangkan ke Indonesia sejak beberapa puluh
tahun yang lampau. Sehingga banyak diantarnya yang telah dikenal secara umum.
Sebagiannya lagi merupakan pendatang baru yang pemasukannya ke Indonesia
dilakukan baru-baru ini saja.
4. Koleksi Tumbuhan Tua PKT Kebun Raya Bogor
Kebun Raya Bogor
tidak hanya mengoleksi tanaman langka seperti bintaro (Cerbera
manghas L), buah namnam (Cynometra cauliflora L), ataupun rukam
alias Flacourtia jangomas (Lour) Raeusch. Kebun Raya Bogor juga
menyimpan tanaman populer seperti pohon bogor atau kolang-kaling (Arenga
pinnata), Kemang (Mangifera caesia), kayu manis (Cinnamomum
burmanni), ataupun Cola acuminate yang buahnya dijadikan
bahan baku minuman Coca Cola, dan lain-lain.
5. Koleksi Anggrek
PKT Kebun Raya Bogor
Anggrek yang ada di Indonesia kurang
lebih ada 500 jenis. Kebun Raya Bogor (KRB) merupakan tempat konservasi ex-situ
salah satu tugasnya adalah melestarikan jenis-jenis anggrek alam yang ada
di Indonesia. Jenis-jenis anggrek yang sudah berhasil diindentifikasi dan dikoleksikan
di Kebun Raya Bogor berjumlah 421 jenis yang terdiri dari 92 marga. Secara umum
anggrek-anggrek ini sering dimanfaatkan sebagai tanaman hias atau bunga potong.
Sebagai akibatnya anggrek-anggrek alam sering menjadi komoditi perdagangan yang
menggiurkan. Oleh karena itu melalui pemasarakatan jenis anggrek alam maka
diharapkan dapat membantu peran serta masyarakat dalam melestarikan anggrek
alam.
6. Koleksi Tanaman
Berbunga PKT Kebun Raya Bogor
Salah satu jenis
tanaman berbunga indah yang semakin populer digunakan sebagai elemen tanah
adalah Spathogllotis spp. Akhir-akhir ini penggunaan tanaman ini untuk
berbagi fungsi dalam taman semakin meningkat, misalnya sebagai pemisah antara
rumput dengan tanaman yang lebih tinggi atau tembok rumah, sebagai tanaman
pengarah jalan, sebagi hamparan dalam bedengan, atau dalam pot permanen di
dalam rumah.
7. Koleksi Tanaman Merambat PKT Kebun
Raya Bogor
Salah satu kelompok tumbuhan yang sangat menarik adalah tumbuhan
merambat. Tumbuhan merambat sering dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Tumbuhan
merambat merupakan ciri khas dari ekosistem hutan tropis. Kebun Raya Bogor
merupakan kebun koleksi botani dan pusat konservasi tumbuhan tropis. Tak luput
pula menjadikan tumbuhan merambat sebagai salah satu koleksinya. Tumbuhan merambat
telah menjadi koleksi sejak awal berdirinya Kebun Raya Bogor itu sendiri. Penataan
yang intensif pada lingkungan tersendiri sejak dimulai sejak masa J.E. Tejsman
(1831-1867). Hal ini karena tumbuhan merambat merupakan tumbuhan yang sangat
melimpah di daerah tropis negeri kita, baik dari segi jumlah, jenis maupun
kepadatannya. Hasil penelitian beberapa peneliti biologi pada akhir tahun 1980-an
menunjukan bahwa sekitar 19% jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di daerah
tropis dataran rendah merupakan tumbuhan merambat, dengan kepadatan liana yang
bervariasi mengikuti luas daratan. Mereka adalah penyumbang oksigen dan biomasa
yang cukup signifikan.
2.3. Taksonomi Tumbuhan
2.3.1. Tatanama Tumbuhan
a) Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah
pengenalan (identifikasi), pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi.
b) Peraturan tentang pemberian nama ilmiah perlu diciptakan agar ada
kesamaan pemahaman di antara ahli-ahli Botani di seluruh dunia tentang apa
yang dimaksud.
c) Nama ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa Latin atau bahasa yang
diperlakukan sebagai bahasa Latin tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya.
d) Setiap individu tumbuhan termasuk dalam sejumlah taksa yang
jenjang tingkatnya berurutan.
e) Tingkat jenis (species) merupakan dasar dari seluruh takson yang
ada.
f) Nama-nama takson di atas tingkat suku (familia) diambil dari ciri
khas yang berlaku untuk semua warga dengan akhiran yang berbeda menurut
tingkatnya.
g) Nama suku (familia) merupakan satu kata sifat yang diperlakukan
sebagai kata benda berbentuk jamak. Nama tersebut diambil dari nama
salah satu marga yang termasuk dalam suku tadi ditambah dengan akhiran
-aceae.
h) Nama marga merupakan kata benda berbentuk mufrad atau suatu kata
yang diperlakukan demikian. Kata ini dapat diambil dari sumber mana pun,
dan dapat disusun dalam cara sembarang.
i) Nama ilmiah untuk jenis harus bersifat ganda, artinya terdiri atas
dua suku kata yang berbentuk mufrad yang diperlakukan sebagai bahasa
Latin. Nama takson tingkat suku ke bawah diikuti nama orang yang memberikan nama
ilmiah dalam bentuk singkatan.
2.3.2. Klasifikasi
- Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki.
- Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian itu.
- Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) di atasnya.
- Perbedaan antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson yang ditekankan adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan istilah kategori yang ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalam suatu hierarki tertentu.
- Dalam taksonomi tumbuhan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu nama takson sekaligus menunjukkan pula tingkat takson (kategori).
- Ada tiga sistem klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan yaitu system klasifikasi buatan, sistem klasifikasi alam, dan sistem klasifikasi filogenetik.
- Berdasarkan sejarah perkembangannya ketiga sistem klasifikasi tersebut dibagi menjadi empat periode yaitu periode sistem habitus, periode system numerik, periode sistem alam, dan periode sistem filogenetik.
- Sistem klasifikasi yang tinjauannya didasarkan modifikasi dari sistem yang telah ada dengan penambahan data yang baru, disebut sistem kontemporer.
- Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berpengaruh pula terhadap perkembangan ilmu taksonomi tumbuhan.
- Perubahan klasifikasi organisme hidup yang semula dua dunia kemudian menjadi empat dunia, atau dari empat dunia menjadi lima dunia, telah mengakibatkan sekelompok atau sebagian kelompok organisme yang semula termasuk dalam dunia tumbuhan dipindahkan ke dalam dunia (regnum) baru atau regnum yang lain.
2.3.3. Identifikasi
- Identifikasi tumbuhan adalah menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.
- Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan.
- Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti aturan yang ada dalam KITT.
- Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan ke dunia ilmiah memerlukan bekal ilmu pengetahuan yang mendalam tentang isi KITT.
- Untuk identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, memerlukan sarana antara lain bantuan orang, specimen herbarium, buku-buku flora dan monografi, kunci identifikasi dan lembar identifikasi jenis.
- Flora adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis - jenis tumbuhan yang ditemukan dalam suatu wilayah tertentu.
- Monografi adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang tergolong dalam kategori tertentu. baik yang terbatas pada suatu wilayah tertentu saja maupun yang terdapat di seluruh dunia.
- Kunci identifikasi merupakan serentetan pertanyaan-pertanyaan yang jawabnya harus ditemukan pada spesimen yang akan diidentifikasi.
2.3.4. Periode Perkembangan
Taksonomi Tumbuhan
Terdapat 5 periode perkembangan taksonomi tumbuhan, yaitu :
- Periode sebelum adanya catatan, ini merupakan periode dimana belum adanya catatan tentang taksonomi tersebut, pada periode ini manusia mengelompokan tanaman berdasarkan manfaatnya seperti untuk obat, makanan, pakaian, tempat berlindung, senjata dan lain-lain.
- Catatan Kuno, pada peradaban barat. Periode ini merupakan tonggak sejarah dari peradaban manusia, dan pada masa ini juga dimulainya wastern taxonomi pada masa yunani kuno.
a.
Theophrastos (berkebangsaan
yunani. Theophrastos dan rekannya menemukan 500 jenis tanaman dan membuat
deskripsi tanaman kapas, merica, kayu manis, pisang dan memberi nama beberapa
genera tanaman seperti Asparagus dan Narcissus.
b.
Pliny dan Elder (orang
romawi). Seperempat dari karyanya membahas tentang biologi yang kebanyakan
tentang obat-obatan dan pertanian.
c.
Dioscorides, hidup dimasa
Pliny dan Elder, menulis sebuah karya tertua yang masih dapat di lihat, yang
paling mempengaruhi buku sejarah alam yang pernah ditulis oleh beberapa ahli,
seperti karyanya Materia Medica merupakan catatan tumbuh-tumbuhan yang
berkhasiat untuk pengobatan.
d.
Zaman Pertengahan (Dark
Ages) masa dimana runtuhnya romawi sampai dibangunnya kembali sering disebut
dengan zaman kegelapan atau Dark Ages, hal ini dikarenakan sangat sedikitnya
lahir pemikiran-pemikiran dan gagasan-gagasan dan juga minimnya pekerjaan. Pada
masa ini hanya satu ahli botani yang tercatat yaitu Albertus Magnus (St.
Albert) yang mengelompokkan tanaman dikotil dan monokotil sebagai tanaman vascular
dan tanaman non vascular.
e.
Zaman pembangunan kembali
Romawi (Ranaissance), dimulai pada abad ke 14 di Itali ditandai dengan masa
pemikiran para ahli dan seni, kesusastraan dan dimulainya ilmu pengetahuan
modern.
- Teory Evolusi, semenjak di keluarkannya teori evolusi oleh Darwin pada tahun 1859 hampir semua ahli biologi menggunakan konsep ini dalam ilmu biologi, dua konsep yang di pakai dalam klasifikasi ialah konsep Filogeni dan populasi yang tidak tetap, para ahli yang menggunakan sistem ini antara lain yang banyak digunakan sampai saat ini ialah Engler and Prant (1844-1930), Bessey (1845-1915) dan Cronquist (1968)
- Sistem Taksonomi modern, sistem klasifikasi tumbuhan yang telah menggunakan hubungan kekerabatan pada tingkat biokimia dan molecular.
2.4 Sejarah Taman Margasatwa
Ragunan
Kebun
Binatang Ragunan adalah kebun binatang pertama di Indonesia. Kebun binatang ini
didirikan pada tahun 1864
dengan nama Planten En Dierentuin yang berarti "Tanaman dan Kebun
Binatang." Terletak pada tanah seluas 10 hektare di kawasan Cikini, Jakarta
Pusat yang merupakan pemberian seorang pelukis ternama Indonesia, Raden Saleh.
Saat itu, Planten En Dierentuin dikelola oleh Perhimpunan Penyayang
Flora dan Fauna Batavia yang tergabung dalam Culturule Vereniging Planten en
Dierentuin at Batavia.
Tahun 1949, nama Planten
En Dierentuin diubah menjadi Kebun Binatang Cikini dan pada tahun 1969 dipindahkan ke
kawasan Ragunan,
Pasar
Minggu, Jakarta Selatan pada tahun 1964. Pemerintah DKI Jakarta
menghibahkan lahan seluas 30 hektare yang menjadi rumah bagi kebun binatang
ini. Gubernur
DKI Jakarta Ali Sadikin meresmikan Taman Margasatwa Ragunan pada 22 Juni 1966.
2.5
Koleksi Hewan
Sesuai
namanya sebagai “Tanaman dan Kebun Binatang”, Kebun Binatang Ragunan memiliki
koleksi aneka tanaman, baik tanaman jenis rumput, perdu, tanaman bunga maupun
tanaman berkayu yang tumbuh menjulang tinggi. Saat ini diperkirakan ada sekitar
30 ribu tanaman terdiri dari 250 varietas. Sedangkan koleksi satwanya mencapai
ribuan ekor terdiri dari 260 spesies.
Koleksi
satwa di Kebun Binatang Ragunan antara lain gajah, singa, harimau, jerapah,
zebra, rusa, gorila, orangutan, kera, beruang dan kanguru. Juga ada hewan
mamalia yang hidup di air seperti kuda nil. Selain itu ada berbagai jenis
reptil seperti buaya, komodo, biawak, ular, dan kura-kura.
Koleksi
lainnya yaitu berbagai jenis unggas seperti pelikan, flamingo, dan aneka jenis
burung seperti kakaktua, merak, merpati, dan elang.
2.6 Taksonomi Hewan
2.6.1. Klasifikasi
Klasifikasi
kerajaan hewan dibedakan antara filum atau kelas yang pada gilirannya bercabang
menjadi sub kelas atau subphylum.
1.
Filum Protozoa - Hewan Primitif
Filum ini
terdiri dari uniseluler, biasanya mikroskopis, makhluk air seperti amuba. Poin
umum antara semua makhluk terdaftar di bawah filum ini adalah: Semua protozoa
bergerak dengan bantuan kaki palsu, yang dikenal sebagai pseudopodia. Struktur
mirip rambut kecil yang disebut silia membantu dalam tenaga air bebas. Sebagian
besar protozoa memiliki ekor, yang lagi digunakan untuk gerakan. Protozoa
berkembang biak dengan mekanisme pembelahan biner, juga dikenal sebagai
mitosis.
2.
Filum Porifera - Spons
Filum ini
terdiri dari hewan multisel sederhana yang kebanyakan ditemukan di habitat air.
Karakteristik unik mereka adalah bahwa sel-sel mereka disatukan begitu secara
longgar sehingga mereka tidak membentuk jaringan. Sebagian besar spons memiliki
pori-pori yang dikenal sebagai ostia ditemukan di seluruh tubuh dan memiliki
lubang besar di puncak, disebut osculum. Mereka memiliki sebuah kanal yang
mendukung asupan makanan dan oksigen, dan memiliki sistem pendukung yang
terdiri dari jarum kecil seperti formasi silika, spongin serat dan kalsium.
Hebatnya, reproduksi di segmen ini dari kerajaan hewan mungkin seksual,
aseksual atau bahkan tunas. Beberapa contoh porifera adalah: Sycon, Spongilla
dan euplectella.
3.
Filum Coelenterata – Cnidaria
Sebagian besar
ditemukan di habitat laut, hewan dalam filum ini memiliki tubuh berlapis dua
yang simetris. Lapisan luar tubuh memiliki tentakel menyengat yang dapat
melepaskan racun ke dalam tubuh korban. bagian Tubuh terdiri dari rongga gastro
vasular. Kelompok ini biasanya terdiri dari dua jenis hewan (zooids), yaitu
polip (hidup tetap, soliter atau kolonial) dan medusa (berenang bebas). Reproduksi
adalah dengan tunas (aseksual) dalam polip dan medusa seksual dengan itu. Semua
jenis anemon laut adalah bagian dari klasifikasi ini. Kelompok ini juga
termasuk karang, yang memiliki exoskeleton kapur.
4.
Filum Platyhelminthes – Aschelminthes
Ini adalah sebuah
divisi yang mencakup semua hewan sekaligus termasuk dalam filum Aschelminthes,
yang sekarang telah dianggap usang. Oleh karena itu, filum ini meliputi semua
hewan seperti cacing pipih dan cacing kremi. Hewan-hewan dalam filum ini dapat
dipisahkan menjadi tiga kelompok:
a.
Kelas hidup bebas bernama Turbellaria.
b.
Para cacing parasit yang jatuh di kelas
Trematoda.
c.
Para cacing pita parasit yang terdiri
dari kelas Cestoda.
Hewan-hewan
dalam filum ini adalah organisme triploblastic, yang sebagian besar parasit di
alam dan menunjukkan simetri bilateral. Sebagian besar hewan dalam filum ini
hanya memiliki satu rongga tubuh, yang berfungsi baik sebagai mulut dan anus.
Kedua jantan dan betina memiliki organ jantan dan betina pada mereka. Planaria,
cacing hati dan cacing pita juga datang di bawah segmentasi hewan ini.
5.
Filum Nematoda – Ascaris
Ada banyak
spesies yang termasuk dalam filum ini dan mereka terdiri dari sebagian besar
cacing gelang dan eelworms (cacing seperti akar berkulit halus). Ribuan telur
yang mereka berbaring, berbentuk kista dan menunggu proses pencernaan. Beberapa
spesies yang paling penting yang termasuk dalam filum ini adalah:
Lungworms
(cacing paru-paru) yang menyebabkan Hoose.
Cacing tambang,
yang biasanya cacing yang mempengaruhi anak-anak sekolah.
Eelworms Kentang
dan cacing perut lainnya.
6.
Filum Annelida - Cacing bersegmen
Kelompok ini
terdiri dari semua cacing tersegmentasi, seperti cacing tanah, dan lintah.
Sebagian besar cacing tersegmentasi memiliki bulu dikenal sebagai Chaetae, pada
setiap segmen, yang membantu mereka bergerak. Cacing bersegmen sebagian besar
ditemukan pada tanah lembab, meskipun mereka juga dapat menghuni air tawar dan
laut. Cacing ini memiliki tubuh lunak yang triploblastic dan mengikuti simetri
bilateral. Sementara reproduksi biasanya seksual, mereka memiliki cara lain
yang unik reproduksi - reproduksi aseksual melalui peremajaan. Dengan bertumbuh
kembali segmen rusak, cacing-cacing secara efektif dapat mereproduksi. Contoh
lain dari cacing annelida adalah sandworms dan Aphrodites (laut tikus).
7.
Filum Arthropoda - Kaki beruas
Dengan hampir
satu juta spesies (hampir 80% dari kerajaan hewan) yang merupakan bagian dari
filum ini, ini bisa dikatakan sebagai salah satu yang terbesar. Semua
arthropoda memiliki kaki bersendi dan exoskeletons dapat dilihat secara
periodik. Contoh arthropoda adalah: kalajengking, laba-laba, kerang dan
krustasea, serangga, kutu kayu, kelabang dan kaki seribu. Arthropoda memiliki
bentuk tubuh bilateral simetris, yang tersegmentasi menjadi bagian-bagian
seperti kepala, dada dan perut. Semua arthropoda memiliki kaki bersendi yang
memungkinkan mudah berjalan, berenang, makan dan merasakan. Mereka memiliki
darah yang diisi rongga tubuh kecil, dan respirasi berlangsung dengan bantuan
paru-paru, paru-paru dan buku tracheae. Bahkan udang dan lebah termasuk dalam
filum ini.
8.
Filum Moluska - Moluska dan Bekicot
Moluska
meliputi: siput, bekicot, cumi-cumi, kerang, remis dan bahkan gurita. Ini
umumnya memiliki satu kaki (saya katakan umumnya sehingga Anda dapat memaafkan
cumi-cumi dan gurita) yang mengeluarkannya lendir licin. Mereka memiliki lidah
yang serak yang bisa merobek bahan lebih kuat dari mereka. Meskipun mereka
sebagian besar ditemukan di habitat air, mereka juga dapat ditemukan di darat.
Mereka tinggal di air bernapas melalui insang, sementara mereka yang tinggal di
darat sepenuhnya mengembangkan paru-paru. Moluska memiliki jenis kelamin yang
berbeda.
9.
Filum Echinodermata - Bintang Ikan
Echinodermata
Filum terdiri dari hewan seperti asterias (bintang ikan), Echinus (landak),
Holothuria (teripang) dan Antedon (bintang bulu). Sebagian besar hewan ini
adalah makhluk laut dengan tubuh simetris yang baik berbentuk bintang, bulat
atau memanjang. Sebagian besar dari mereka memiliki exoskeleton berduri dan sebagian
besar tidak memiliki kepala yang benar. Pergerakan dicapai dengan bantuan tubed
kaki dan kedua jenis kelamin terpisah.
10. Filum
Chordata - Filum Paling Dikenal
Filum ini pada
dasarnya milik hewan yang bisa disebut vertebrata atau yang terkait erat dengan
vertebrata, yaitu hemichordates. Chordata dibagi dalam banyak subphylums,
yaitu: amfibi, reptil, mamalia, hewan berkantong, burung, ikan, dll Mari kita
lihat beberapa ini untuk memahami lebih lanjut tentang chordata.
a.
Kelas Mammalia – Mamalia
Ini memiliki
rambut atau bulu, mampu mengatur suhu tubuh, melahirkan bayi sepenuhnya
terbentuk dan menghasilkan susu untuk memberi makan anak-anak mereka. Contoh
mamalia adalah: monyet, anjing, gajah, kuda nil, kanguru mamalia laut seperti
paus, lumba-lumba, tupai dan binatang pengerat lainnya, seperti tikus, dan
hewan berkantong seperti koala, dan bahkan manusia.
b.
Kelas Amphibia – Amfibi
Amfibi bertelur,
biasanya dalam air dan bernapas melalui kombinasi paru-paru, insang dan kulit.
Mereka tidak bisa mengatur suhu tubuh mereka dan bisa hidup baik, di darat dan
di air. Amfibi dibagi menjadi tiga jenis seperti: 1) Caecilian, 2) Katak dan
Kodok, dan 3) Salamander.
c.
Kelas Reptilia - Reptil
Reptil telah
menjelajahi bumi sejak sebelum usia dinosaurus dan beradaptasi dengan baik
terhadap perubahan lingkungan. Dinosaurus sebenarnya sekelompok reptil dikenal
sebagai Dinosauria. Contoh reptil Aligator, buaya, kadal, ular, kura-kura, dll
Meskipun ini adalah hewan bernapas, mereka juga dapat hidup di air, tetapi
untuk jangka waktu yang sangat pendek (mereka harus datang di atas permukaan
air untuk bernapas ). Reptil tidak dapat mengatur suhu tubuh dan mereka
bertelur.
d.
Kelas Aves - Burung
Ada lebih dari
8000 spesies yang berbeda dari burung dan beberapa contoh dari mereka termasuk
burung beo, burung pipit, merpati, angsa, dan camar laut. Karakteristik yang
hanya unik untuk burung adalah bahwa mereka memiliki sayap berbulu, yang
memungkinkan mereka untuk terbang, memiliki paruh bukannya gigi dan tulang
ringan yang membuat mereka cukup ringan untuk terbang. Mereka bisa bernapas
bahkan pada ketinggian tinggi dan bertelur untuk melahirkan anak mereka.
e.
Ikan
Air adalah rumah
bagi lebih dari 20.000 ikan yang berbeda, beberapa yang bahkan belum diketahui.
Mereka memiliki insang dan mereka bertelur. Ikan yang digunakan harus
diklasifikasikan ke dalam kelas Pisces, tetapi konvensi yang tidak digunakan
lagi.
Beberapa contoh
ikan hiu, ikan mas dan ikan haring.
Ada banyak
divisi dan subdivisi dari hewan, tapi akan berhenti artikel saya tentang
klasifikasi hewan di sini. Semoga artikel ini membantu Anda dengan belajar
semua kerajaan klasifikasi hewan yang Anda belum menyadari.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment