My Real Blog, Life, Education, Story, Song, Laugh and My Real Love♡

Monday 28 October 2013

Makalah Pengertian Ilmu Sosial, Metode Ilmiah dan Kebenaran Ilmiah


 BAB I
PENDAHULUAN



1.1       Latar Belakang

Latar belakang diberikannya mata kuliah Pengantar Ilmu Sosial di perguruan tinggi, karena banyaknya kritik yang ditunjukkan pada sistem pendidikan di perguruan tinggi bahwa sistem pendidikan yang diberikan masih berbau kolonial dan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda. Yang pendidikannya bertujuan untuk menghasilkan tenaga terampil untuk menjadi tukang yang mengisi birokrasi mereka. Sistem pendidikannya masih tidak mengenali dimensi – dimensi lain di luar disiplin keilmuannya. Perguruan tinggi dianggap seolah – olah tidak peka terhadap lingkungan sekitarnya sertak perkembangan masyarakat. Tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap yang mencerminkan kepribadian Indonesia, mengenal dan memahami nilai agama, masyarakat, pancasila serta pandangan luas terhadap berbagai masalah masyarakat Indonesia.


1.2            Tujuan

Tujuan ilmu sosial adalah membantu perkembangan pikir mahasiswa dan kepribadian agar memperoleh wawasan yang lebih luas dan ciri kepribadian yang diharapkan dari setiap golongan terpelajar Indonesia.

1.3            Ruang Lingkup

Ada 2 masalah yang dipakai sebagai pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup pembahasan mata kuliah Pengantar Ilmu Sosial, yaitu :

1. Berbagai aspek yang merupakan suatu masalah sosial yang dapat ditanggapi dengan pendekatan sendiri atau pendekatan gabungan antar bidang.
2. Adanya keragaman golongan dan kesatuan sosial lain dalam masyarakat.


Berdasarkan ruang lingkup di atas masih perlu penjabaran untuk bisa dioperasionalkan ke pokok bahasan dan sub pokok bahasan. Yaitu :

1.  Mempelajari adanya berbagai masalah kependudukan dan hubungan dengan        perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
2.  Mempelajari adanya masalah individu dan masyarakat.
3. Mengkaji masalah kependudukan dan sosialisasi.
4. Mempelajari hubungan antar warga negara dan negara.
5. Mempelajari hubungan antara pelapisan sosial dan persamaan derajat.
6. Mempelajari masalah yang dihadapi masyarakat pedesaan.




BAB II
PEMBAHASAN
    

2.1 Definisi Ilmu
          Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi – segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan – rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian denganmembatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu – ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
          Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge) tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori - teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentukkarena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.



2.2 Ciri-Ciri Ilmu 
     Ilmu adalah sebagian aspek kongnitif yang terdapat dalam diri manusia. Maka dengan itu ilmu, adalah berkaitan dengan aspek kongnitif manusia yang lain seperti pengetahuan,pengalaman,dan juga perasaan. Tetapi pada masa yang sama, ilmu adalah berbeda dengan perkara-perkara ini dan ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

·     Ilmu dapat dituturkan
·     Ilmu mempunyai nilai kebenaran
·     Ilmu adalah objektif
·     Ilmu diperoleh dari kajian
·     Ilmu senantiasa berkembang

  
2.3 Sifat-sifat Ilmu
ilmu – ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.

1.   Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya.

2.   Metodis adalah upaya – upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti cara, jalan.

3.   Sistematis. Dalam perjalannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu system yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya.

4.   Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu).


2.4 Definisi Sosial
        Definisi sosial dapat berarti kemasyarakatan. Sosial adalah keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain. Kehadiran itu bisa nyata anda lihat dan rasakan, namun bisa hanya dalam bentuk imajinasi. Jadi memang benar kata Aristorteles, sang filsuf Yunani, tatkala mengatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial, karena hampir semua aspek kehidupan manusia berada dalam situasi sosial.
        Tindakan sosial adalah bagian dari perilaku sosial. Oleh sebab itu mula – mula harus didefinisikan dahulu apa yang dimaksud dengan perilaku sosial. Perilaku sosial adalah perilaku yang terjadi dalam situasi sosial, yakni bagaimana dengan orang berfikir, merasa dan bertindak karena kehadiran orang lain.


2.5 Interaksi Sosial
        Interaksi sosial adalah keadaan dimana seseorang melakukan hubungan saling berbalas respon dengan orang lain. Aktivitas interaksinya beragam, mulai dari saling melempar senyum, saling melambaikan tangan dan berjabat tangan, mengobrol, sampai bersaing dalam olahraga. Termasuk dalam interaksi sosial adalah chatting d internet dan bertelepon atau saling sms karena ada balas respon antara minimal dua orang didalamnya.
        Berdasarkan sifat interaksi antara pelakunya, interaksi sosial dibedakan menjadi dua, yakni interaksi yang bersifat akrab atau pribadi dan interksi sosial non – personal atau tidak akrab. Dalam interaksi sosial akrab terdapat derajat keakraban yang tinggi dan adanya ikatan erat antar pelakunya. Hal itu mencakup interaksi antara orangtua dan anaknya yang saling menyayangi, interaksi antara sepasang kekasih, interksi antara suami dengan istri, atau interaksi antara teman dekat atau saudara.
        Sebagian besar interaksi sosial manusia adalah interaksi sosial tidak akrab. Termasuk juga ketika anda mengobrol dengan orang yang baru saja anda kenal, interaksi antar sesama penonton sepakbola di stadion, interaksi dalam wawancara kerja, interaksi antara penjual dan pembeli, dan sebagainya.

2.6 Definisi Metode Ilmiah 
        Metode secara etimologis berasal dari bahasa Yunani meta yang berarti masalah, dan hodos yang berarti jalan. Dengan demikian metode merupakan jaln atau langkah – langkah yang diambil menurut ukuran tertentu, untuk mencapai pengetahuan yang telah dirancang dan dipakai dalam proses memproses pengetahuan jenis apapun.
        Metode ilmiah menurut The World Science Encyclopedia (volume 17:181)”…prosedur yang digunakan oleh ilmuan – ilmuan dalam pencarin sistematis terhadap pengetahuan baru dan peninjauan kembali pengetahuan yang telah ada”.
        Menurut Almadk(1939),”metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip – prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan menjelaskan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.”
Metode ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah (science project).
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah

2.7 Kriteria Metode Ilmiah


    Kriteria metode ilmiah :


1.   Berdasarkan fakta

Keterangan – keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta – fakta yang nyata. Janganlah penmuan atau pembuktian didasarkan pada daya khayal, kira – kira, legenda, atau kegiatan sejenis.


2.   Bebas dari prasangka

Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan juh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.

3.   Menggunakan prinsip – prinsip analisa

Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab – musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetap semua kejadian harus dicari seb – akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.

4.   Menggunakan hipotesa

Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peliti.


5.   Menggunakan ukuran objektif

Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa – rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan – pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras.


6.   Menggunakan teknik kuantifikasi

Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk atribut – atribut yang tidak dapat dikuantifikasikan ukuran – ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan jauhi ukuran – ukuran seperti : sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagainya. Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating.


2.8 Langkah – langkah metode ilmiah
1)  Merumuskan serta medefinisika nmasalah
2)  Mengadakan studi kepustakaan
3)  Memformulasikan hipotesa
4)  Menentukanmodel untuk menguji hipotesa
5)  Mengumpulkan data
6)  Menyusun, menganalisa, dan menyusun interferensi
7)  Membuat generalisasi dan kesimpulan
8)  Membuat laporan ilmiah

2.9 Kebenaran ilmiah
Kebenaran memiliki empat arti yang berbeda, yang disimbolkan dengan T1,T2,T3,T4, yaitu:
1.   Kebenaran Pertama
2.   Kebenaran Kedua
3.   Kebenaran Ketiga
4.   Kebenaran Keempat

Kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika ilmiah ini dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan pragmatis, koresponden, koheren.

1. Kebenaran Pragmatis : Seuatu (pernyataan) dianggap benar apabila memiliki kegunaan atau manfaat praktis dan bersifat fungsional dalam kehidupan sehari – hari. Contohnya, Yadi mau bekerja disebuah perusahaan tersebut karena ada manfaatnya bagi dirinya, yaitu mendapatkan gaji tinggi.

   2. Kebenaran Koresponden : sesuatu (pernyataan) dianggap benar apabila materi pengetahuan yang terkandung didalamnya berhubungan atau memiliki korespondensi dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Teori koresponden menggunakan logika induktif, artinya metode yang digunakan dalam berpikir bertolak dari hal – hal khusus ke umum. Dengan kata lain kesimpulan akhir ditarik karena ada fakta – fakta mendukung yang telah diteliti dan dianalisa sebelumnya. Contonya, jurusan teknik elektro, teknik mesin, dan teknik sipil Undip ada di Tembalang . Jadi fkultasteknik Undip ada di Tembalang.

 3.Kebenaran Koheren : sesuatu (pernyataan) dianggap benar apabila konsisten dan memiliki koherensi dengan pernyataan sebelumnya yang ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah

   


    # dianggap benar. Teori koheren menggunakan logika deduktif, artinya metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal – hal umum ke khusus. Contohnya, seluruh mahasiswa UIN harus mengikuti kegiatan OAK. Luri adalah mahasiswa UIN, jadi harus mengikuti kegiatan OAK.





BAB III
KESIMPULAN


3.1 Kesimpulan

         Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Sosial demikian, Ilmu Sosial adalah sebagai upaya untuk mencari kebenaran-kebenaran yang jauh melampaui kearifan yang telah ada  atau yang telah di deduksikan semacam itu.
Didalam metode ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Sedangkan kebenaran ilmiah menurut Julienne Ford dalam paradigms and Fairy Tales (1975) mengemukakan bahwa istilah kebenaran memiliki empat arti yang berbeda yang ia simbolkan dengan T1,T2,T3,T4. Dalam konteks kebenaran ilmiah yang melibatkan subjek (manusia, knower, dan observer) dengan objek (fakta realitas dan known), terdapat tiga teori utama tentang kebenaran, yaitu teori-teori kebenaran koherensi, kebenaran korespondensi, dan teori kebenaran pragmatisme.




DAFTAR PUSTAKA





No comments:

Post a Comment